Mohon tunggu...
A Nizam Syahiib
A Nizam Syahiib Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Magister Kehutanan Universitas Lampung

Fokus Fokus Fokus!!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Upaya Petani Alpukat dalam Mendukung Kelestarian Hutan Lindung Sekaligus Meningkatkan Pendapatan

24 Juli 2023   09:45 Diperbarui: 24 Juli 2023   09:49 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alpukan Siger. Sumber: Tim dokumentasi

Oleh: Lutfi Nur Latifah, Aryanti Rizki Adinda, A. Nizam Syahiib, Prof. Dr. Ir. Christine Wulandari M. P., IPU dan Ir. Fajar Surya Pratomo, S. Hut., IPM

Desa Girimulyo terletak di Kecamatan Marga Sekampung, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Desa ini sebagian besar merupakan wilayah yang termasuk kawasan hutan lindung yang terletak di dataran dengan luas wilayah 7.769 ha. Pada tanggal 7 Juli 1988, Desa Girimulyo menjadi desa definitif yang ditetapkan berdasarkan SK Gubernur pada tahun 1990. Hampir seluruh pekarangan rumah warga ditanami alpukat unggul, yaitu alpukat siger si batu. Jenis alpukat siger adalah tanaman modifikasi rehabilitasi hutan dan lahan yang mampu menambah perekonomian masyarakat dan juga memenuhi fungsi ekologis hutan lindung. Jenis alpukat ini menjadi benih unggulan lokal asal Desa Girimulyo yang sudah tercatat di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (Pusat PVTPP) Kementerian Pertanian (Gunawan, 2019). Budidaya alpukat pada awalnya diprakarsai oleh Ir. Idi Bantara, IPU selaku Kepala BPDASHL WSS. Saat ini alpukat menjadi buah yang banyak dicari orang karena buah ini sangat bermanfaat bagi penderita diabetes. Banyak orang yang mencarinya, namun buah ini belum tersedia.

Pada Minggu, 16 Juli 2023, Universitas Lampung berkolaborasi dengan Forum Kolaborasi Rimbawan Indonesia (FKRI), Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS), dan Dinas Kehutanan Provinsi Lampung dalam acara "Aksi Rimbawan untuk Negeri dari Lampung Untuk Indonesia: Rembug Desa Petani Hutan Lindung Penghasil Alpukat dan Lainnya" yang dilaksanakan di Desa Girimulyo. Kegiatan tersebut melibatkan berbagai tokoh penting seperti Prof. Dr. Ir., Christine Wulandari, M.P., IPU. selaku ketua FKRI 2023 sekaligus Guru Besar Jurusan Kehutanan Universitas Lampung, Ir. Idi Bantara, IPU. selaku Kepala Balai PDASHL Way Seputih -- Way Sekampung, Ir. Yanyan Rucyansyah, M.Si., selaku Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Lampung, Ibu Cornelia dari Kementrian Dalam Negeri, Tim Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL)., Dr. Ir. Petrus Gunarso, M.Sc., IPU. dari Relawan jaringan rimbawan, Bapak Fajar Suryo Pratomo yang merupakan salah satu penggiat FKRI di Prov Riau, Bapak Harjono Arisman dari PT MHP, Kepala Desa Girimulyo beserta staff pemerintahan Girimulyo, KPH, dan beberapa tokoh penting lainnya. Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan dua mahasiswi S1 Jurusan Kehutanan yaitu Lutfi Nur Latifah dan Aryanti Rizki Adinda, serta satu mahasiswa S2 Prodi Magister Kehutanan yaitu A. Nizam Syahiib. Kegitan ini dihadiri oleh Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani Hutan) yang terdiri dari beberapa KTH yaitu  Agro Mulyo Lestari 1, Agro Mulyo Lestari 2, Agro Mulyo Lestari 3, Agro Mulyo Lestari 4, Agro Mulyo Lestari 5, Agro Mulyo Lestari 6,  Agro Mulyo Lestari 7, Agro Mulyo Lestari 9, Agro Mulyo Lestari 10, Agro Pematang Lestari 2, Lestari Makmur II, Lestari Makmur V, Lestari Makmur VI, Agro Bandar Agung 1, Agro Bandar Agung 3, Agro Bandar Agung 4, Agro Bandar Agung 5, Agro Bandar Agung 6, Wonosari, dan Agro Jabung Lestari. Jumlah total peserta yang ikut pada kegiatan ini yaitu sekitar 117 orang.

Keberlangsungan Kegiatan. Sumber: Tim dokumentasi
Keberlangsungan Kegiatan. Sumber: Tim dokumentasi
Kegiatan rembug desa diawali dengan pembukaan dan sambutan dari Ketua FKRI 2023 sekaligus Guru Besar Jurusan Kehutanan Universitas Lampung, Prof. Dr. Ir., Christine Wulandari, M.P., IPU. Kemudian dilanjutkan dengan penyerahan bibit secara simbolik dari Kepala Desa Girimulyo dan Kepala BPDAS WSS kepada Ketua FKRI 2023 dan Dinas Kehutanan Provinsi Lampung. Setelah itu, dilanjutkan dengan sharing session yang dipandu oleh Dr. Petrus Gunarso, M.Sc., IPU. selaku moderator. Kegiatan rembug desa ini dilakukan bukan tanpa sebab, yaitu sebagai wadah untuk berbagi keluh kesah dari masyarakat khususnya para KTH yang kemudian bersama-sama mencari solusinya. Selama kegiatan dilaksanakan, para KTH aktif dalam menjawab pertanyaan maupun bertanya. Saat ditanya mengapa memilih menanam alpukat, petani menjawab bahwa menanam alpukat memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan menanam jagung. "Menanam alpukat siger karena bibit lokal disini dan untungnya banyak, buahnya sangat besar, dan sekali panen 1 pohon bisa mendapat 15 kg" ujar seorang salah satu petani. Hal yang menjadi kekhawatiran petani yaitu pemasaran alpukat apabila persediannya membludak. Salah satu alternatif solusi yang diberikan yaitu dengan melakukan inovasi lainnya dari alpukat, misal dijadikan olahan lainnya, sehingga dapat menambah nilai guna dari buah tersebut. Secara keselurahan, sesi sharring session yang dilaksanakan berjalan dengan lancar dan mendapat antusias dari para petani. Acara kemudian ditutup dengan melakukan penanaman secara simbolik dan dilanjutkan dengan pelatihan demo budidaya alpukat unggul melalui okulasi oleh salah satu anggota KTH yang sudah sering diundang untuk melakukan budidaya alpukat di provinsi lain.

Demo okulasi alpukat unggul. Sumber: Tim dokumentasi
Demo okulasi alpukat unggul. Sumber: Tim dokumentasi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun