Mohon tunggu...
Nizam Syafrudin
Nizam Syafrudin Mohon Tunggu... lainnya -

Berbagi sedikit ilmu untuk bumi ini adalah kebahagiaan. Shodaqoh image (shoim) merupakan cerminan. Kontemplasi merupakan bagian hidup.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Hidup Adalah Pilihan Tapi???

14 Januari 2012   07:54 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:54 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Hidup adalah karunia terindah bagi manusia. Bagaimana tidak, setiap orang amat sangat takut dengan si mati alias tidak hidup. Berkembanglah berbagai ilmu kedokteran baik tradisional maupun modern untuk mewadahi perpanjangan hidup manusia. Jika ada orang yang rela menghabisi hidupnya, sebenarnya adalah karena ia sendiri amat kesal tak menemukan keberhargaan hidup.

Hidup tiap manusia sebab sangat berharganya dilindungi dengan HAM. Diakui internasional meski kadang hanya basa basi belaka. Negara-negara tertentu bahkan sampai memanusiakan hewan namun di lain sisi nyawa manusia dianggap seperti hewan. Manakah yang menghargai hidup? Yang jelas yang memanusiakan hewan atau menganggap manusia hewan semua ingin dihargai hidupnya.

Demi perlindungan yang sedemikian kuatnya, maka banyak manusia berdalih hidup adalah pilihan, dan kita terserah mau memilih untuk seperti apa. Benarkah itu? Tidak sepenuhnya, sebab setiap manusia diikat oleh peraturan. Tidak ada hidup tanpa norma di dunia ini meski di tengah hutan. Jika kita melihat alam, mereka flora dan fauna yang tak berakal layaknya kita ternyata lebih taat norma. Tidak ada kelelawar yang ingin berkeliaran siang, harimau tidak mencicipi jagung, begitu pula kambing tak pernah ingin balas dendam dengan makan daging harimau. Mereka semua taat norma alam. Manusia berakal seperti kita yang memiliki kebebasan memilih dan bertindakpun harus taat pada norma. Apakah tidak malu dengan binatang yang tak berakal tapi taat pada norma tanpa pengawasan, sedang kita dengan seenaknya masih melanggar norma dengan alasan hidup adalah pilihan?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun