Mohon tunggu...
Nizamuddin
Nizamuddin Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Manajemen Universitas Pembangunan Pancabudi Medan

Dosen Manajemen Universitas Pembangunan Pancabudi Medan

Selanjutnya

Tutup

Medan

Medan bung, Kemiskinan Membludak Begal Pun Marak

29 Desember 2023   10:24 Diperbarui: 29 Desember 2023   11:38 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Sabang Merauke News 

Medan merupakan kota yang terbesar setelah DKI Jakarta dan Kota Surabaya yang juga merupakan ibukota dari Provinsi Sumatera Utara, permasalahan yang terjadi pada kota-kota besar salah satunya adalah kemiskinan yang tinggi, dan kriminalitas yang tinggi pula dan saling berhubungan. Dampak dari kemiskinan adalah kriminalitas yang tumbuh secara linier dan jika suatu daerah dengan tingkat kemiskinan yang tinggi maka hal ini akan mengakibatkan kriminalitas juga akan mengikut triend yang menaik pula.

Kriminalitas adalah semua bentuk baik yang disengaja mapun tidak disengaja yang dilakukan atas perbuatan, perkataan dan etika yang dilakukan oleh masyarakat atau individu yang merugikan orang lain atau individu lain, menurut Soetomo (2008) pelanggaran tersebut yang tercakup dalam undang-undang tindak pidana

Kriminalitas yang terjadi di Kota medan sudah sangat meresahkan dan memperhatinkan, para pelaku kriminalitas (Baca:Begal) sudah sangat bringas dan sudah tidak ada takut sama sekali, sehingga di tempat keramaianpun mereka beraksi, bahkan disetiap kecamatan tumbuh kriminalitas-kriminalitas baru, sehingga rasa aman dan nyaman masyarakat untuk berinteraksi di liputi rasa takut dan was-was. Pada suatu ketika para pelaku kriminalitas atau begal bereaksi di pasar yang penuh dengan keramaian dan anehnya tak satupun masyarakat yang membantu atau menolang korban, masyarakat hanya berdiam diri dan tidak ingin melibatkan diri seakan takut akan dikenali dan pelaku membalas dendam.

Permasalahan kemiskinan dan tindak kriminalitas (Begal red) saling berhubungan ketika suatu kota atau daerah yang mempunyai tingkat kemiskinan yang banyak atau tinggi, maka secara otomatis tingkat kriminalitas juga akan tinggi, seperti kita ketahui bahwa kemiskinan dengan konsep yang tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar suatu rumah tangga akan mencari bagaimana kebutuhan dasar tersebut terpenuhi dengan segala cara yang harus dilakukan, disini akan terjadi kriminalitas atau begal dengan tidak memperhitungkan konsekwensi hukum yang berlaku

Penduduk Miskin Kota Medan

Berdasarkan publikasi Medan dalam Angka, jumlah penduduk miskin di Kota Medan sebanyak 187.740 ribu jiwa atau 8,07 persen dari total penduduk, artinya dalam 100 jiwa terdapat 8-9 penduduk miskin yang tidak dapat memenuhi  kebutuhan sehari-hari baik sandang maupun pangan, jika dianalisa secara sederhana satu rumah tangga miskin diasumsikan berjumlah 5 orang, maka dalam 20 rumah tangga terdapat 2-3 rumah tangga miskin, walaupun terjadi penurunan jika dibandingkan dengan tahunnya yaitu penurunan jumlah penduduk miskin tetapi tidak signifikan dan masih sangat tinggi.

Inflasi Kota Medan

Kemiskinan tidak lepas dari kenaikan harga-harga komoditas penting masyarakat misalnya beras, telur, daging ayam ras, ikan, informasi inflasi kota Medan yang dikeluarkan BPS Kota Medan masih sangat tinggi, inflasi kota Medan pada bulan November yang dikeluarkan pada bulan Desember 2023 menyebabkan inflasi kota Medan tahun kelender sebesar 3,20%, dan jika dibandingkan dengan inflasi November 2023 terhadap Desember 2022 terjadi inflasi sebesar 1,67% jika diamati lebih lanjut terjadi inflasi komoditas pangan yang utama adalah beras sebesar 0,03%

Kriminalitas Kota Medan

Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Medan dalam rilisnya menyatakan bahwa pada tahun 2022 tindak pidana berjumlah 9.573 kasus meningkat dari tahun 2021 sebanyak 8.750 kasus, sepanjang tahun 2022 kasus yang terjadi dan meresahkan adalah pencurian kendaraan bermotor (curanmor). ) sebanyak 1.435 kasus, dan pencurian dengan pemberatan (curat) 1.351 kasus. Kemudian, penganiayaan berat (anirat) sebanyak 825 kasus, dan pencurian dengan kekerasan (curas) sebanyak 217 kasus,'' menurut Polri. Rilisnya, Wali Kota Medan, yang notabene menantu Presiden Jokowi, juga tak berdaya menjaga ketertiban umum, sehingga mengaminkan tindakan Polri untu mengambil tindakan tegas dengan menembak mati pelaku begal meskipun kebijakan ini mendapat protes dari sebagian masyarakat.

Penutup

Kejahatan atau Begal di kota Medan kini semakin meresahkan masyarakat, seakan-akan walikota tidak mampu menjaga kestabilan kota Medan yang menjadi tanggung jawabnya, kejahatan tidak berdiri sendiri dan banyak faktor yang mempengaruhinya, termasuk kemiskinan, selama angka kemiskinan masih tinggi, kita tidak berharap banyak jumlah kasusnya. Kejahatan, khususnya Begal, bisa diminimalisir. Menurunkan angka kejahatan khususnya Begal tidak hanya sekedar membuat kebijakan di hilir dan mengambil tindakan ketika kejahatan terjadi, namun dari hulu juga harus dipikirkan dan membuat kebijakan yang berpihak pada masyarakat miskin yang benar-benar membantu menurunkan angka kemiskinan yang pada akhirnya menurunkan angka kejahatan. Dalam jangka pendek Pemda Kota Medan harus menjaga laju inflasi yang masih sangat tinggi, kenaikan sembilan bahan pokok (sembako) harus menjadi titik konsentrasi Pemda, jangan sampai menjadi komoditas penghidupan masyarakat, yaitu sembako terus meningkat, misal harga ayam ras, beras, telur, ikan dll, dll 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Medan Selengkapnya
Lihat Medan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun