Mohon tunggu...
Niya Miest
Niya Miest Mohon Tunggu... Guru - Ini awal

Semangat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Arti Kata

9 Juli 2019   14:24 Diperbarui: 9 Juli 2019   14:48 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Inilah saya mak, 

Anakmu yang bermimpi tinggi

Tapi tak berani berjalan di tanah tandus 

Tak berani berenang di lautan lepas 

Tak berani mencoba karena takut akan kegagalan.

Inilah saya mak,

Anakmu yang sebelum ini banyak mendapat kesempatan

Mendapat peluang untuk maju 

Mendapat jalan untuk belajar berjalan 

Karena tidak paham kesempatan itu hilang 

Peluang yang ada tak datang lagi 

Dan masih tetap tidak berani melangkah 

Mak, apa tuhan marah karena saya menyiakan waktu selama ini

Hingga tak memberi saya kesempatan lagi 

Tak seperti dulu 

Banyak kemudahan dan karunia untuk saya 

Seperti nama itu tak salah mak doakan

Tapi kini rasanya berat mak .

Kalau dapat diulang

Boleh saya lebih memilih nama yuli 

Sama seperti bulan kelahiran saya

Atau fajar saja mak

Seperti saat tangis pertama saya pecah 

Di ujung malam.

Bukannya saya tak berterima kasih mak 

Tapi saya merasa tidak dapat bertanggung jawab 

Atas nama ini

Saya belum bisa memberimu dan memberi sesama. 

Maafkan saya mak.

Niya Miest, 8 Juli 20019 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun