Mohon tunggu...
Niya Miest
Niya Miest Mohon Tunggu... Guru - Ini awal

Semangat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Eksistensi Batik di Kota Yogyakarta Awal Abad ke-20

9 Juli 2019   15:37 Diperbarui: 9 Juli 2019   16:03 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dapat disimpulkan bahwa batik sebagai sandang mampu mempertahankan eksistensinya ditengah maraknya model pakaian lain di Kota Yogyakarta. selain sebagai produk ekonomi, batik Yogyakarta tetap dijadikan sandang tradisional yang syarat makna. Oleh karena itu batik Yogyakarta bersifat dinamis karena fungsinya yang dapat disesuaikan dengan perkembangan zaman.

 

[1]Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, (Jakarta: Gramedia, 1980), hlm. 116-117.

[2]Gagrak = corak khas

[3]Mari Condronegoro, Memahami Busana Adat Keraton Yogyakarta, (Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara, 2010), hlm. 47.

[4]Vorstenlanden merupakan penyebutan daerah swapraja yang meliputi Karesidenan Yogyakarta dan Surakarta.

[5]Anton Haryono, “Dari Keraton ke Pasar Industri Pribumi di Daerah Yogyakarta 1830-1930”, Humaniora, (vol. 21, no. 1, Februari 2009), hlm. 102.

[6]Dwi Ratna Nurhajarini, “Dinamika Batik Pekajangan 1930-1970”, Patrawidya, (vol. 3, no. 3, 2002), hlm. 47.

[7]Sudarmaji, “Batik sebagai Warisan Budaya Bangsa dan Usaha Pelestarian”, Makalah, disampaikan pada Jelajah Budaya: Mengenal, Memahami Batik dan Tenun Tradisional sebagai Warisan Budaya Bangsa, (Yogyakarta: 28 Juli – 3 Agustus 2007), hlm. 1.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun