Mohon tunggu...
Niya Astuti
Niya Astuti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Mengapa Masyarakat Kalangan Atas Merasa Berhak Mendapatkan Bantuan Sosial?

23 Desember 2024   11:28 Diperbarui: 23 Desember 2024   11:28 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Bantuan sosial, juga dikenal sebagai bansos, adalah program pemerintah yang bertujuan untuk membantu orang-orang yang menghadapi kesulitan ekonomi, terutama pada mereka yang miskin dan rentan. Tujuannya adalah untuk memberikan dana bantuan yang dapat meningkatkan kualitas hidup mereka, mulai dari kebutuhan dasar hingga layanan kesehatan, pendidikan, dan lainnya. Namun, ada beberapa situasi di mana hal-hal yang tidak masuk akal terjadi. Seperti, kelompok orang kaya atau berpenghasilan tinggi, yang sebenarnya tidak membutuhkan bantuan, justru merasa berhak dan mencoba mendapatkan bansos yang seharusnya diberikan kepada mereka yang kurang mampu.

Ini bukan hanya masalah penerima yang salah sasaran, itu juga menunjukkan perkembangan "mentalitas miskin" di kalangan mereka yang memiliki lebih banyak uang. Mentalitas ini, meskipun terlihat kontradiktif, sangat memengaruhi perilaku dan cara berpikir tentang bantuan sosial. Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa, mengungkapkan data penerima bantuan sosial (bansos) banyak yang salah sasaran. Bahkan, menurut Suharso sebanyak 46 persen bansos telah diterima oleh kategori masyarakat yang tidak berhak menerimanya.

Sebenarnya apa itu mentalitas miskin?

Seseorang dengan mentalitas miskin memiliki pola pikir dan sikap terhadap kehidupan yang berpusat pada kekurangan, keterbatasan, dan rasa takut kehilangan apa yang mereka miliki. Mereka seringkali merasa tidak pernah cukup, meskipun secara finansial atau sosial mereka sudah berada dalam posisi yang lebih baik dibandingkan banyak orang. Mereka juga mungkin merasa cemas tentang masa depan dan mungkin merasa berhak atas berbagai bantuan.
Mentalitas ini sering muncul sebagai tanggapan terhadap ketidakpastian hidup, bahkan ketika ekonomi sudah stabil. Seseorang dengan mentalitas miskin mungkin berusaha untuk menghindari pengeluaran atau investasi yang signifikan meskipun mereka mampu, atau mereka lebih cenderung mencari cara untuk mendapatkan lebih banyak bantuan meskipun sebenarnya mereka tidak membutuhkannya.

Mengapa masyarakat kalangan atas merasa berhak mendapatkan bantuan sosial?

  • Rasa Tidak Pernah Cukup

Sebagian kalangan atas sering merasa tidak cukup dalam hal keuangan meskipun memiliki penghasilan yang cukup. Pandangan ini dapat memperburuk mentalitas orang miskin, yang terus merasa kekurangan meskipun mereka memiliki segalanya. Hal ini dapat menyebabkan mereka merasa berhak atas bantuan sosial karena mereka merasa belum mencapai titik yang dianggap "cukup" atau "aman".

  • Kesempatan untuk Mengurangi Beban Finansial

Banyak orang kaya melihat bantuan sosial sebagai kesempatan untuk mengurangi biaya mereka, meskipun sebenarnya mereka tidak membutuhkannya. Meskipun tidak etis, mentalitas ini, yang lebih berfokus pada upaya untuk "memaksimalkan keuntungan", dapat memengaruhi cara mereka bertindak untuk mengeksploitasi kebijakan saat ini. Bantuan sosial yang diberikan kepada mereka dalam situasi ini tidak mengurangi ketimpangan sosial, tetapi justru memperburuknya.

  • Kurangnya Pemahaman tentang Prioritas Sosial:

Terkadang, orang-orang dari kalangan atas tidak memahami sepenuhnya bahwa bantuan sosial adalah hak bagi orang-orang yang berada dalam keadaan darurat atau sangat membutuhkan. Karena ketidakpahaman ini, mereka percaya bahwa bantuan sosial dapat diakses oleh setiap orang yang mengalami masalah keuangan, terlepas dari kenyataan bahwa masalah tersebut tidak termasuk dalam kondisi darurat atau mendesak. Mereka mungkin berpikir bahwa karena mereka membayar pajak atau berkontribusi pada ekonomi negara, mereka berhak mendapatkan sesuatu sebagai kompensasi.

Dampak mentalitas miskin pada kalangan atas

Kemiskinan adalah suatu kondisi ketika seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya seperti makanan, pakaian, tempat tinggal, dan pendidikan. Fenomena ini menimbulkan ketidakadilan yang lebih dalam dan merugikan penerima yang sebenarnya membutuhkan. Kemiskinan adalah suatu kondisi ketika seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.

  • Mengurangi Daya Guna Bantuan Sosial

Ketika masyarakat yang tidak membutuhkan bantuan sosial justru menerimanya, dana yang seharusnya digunakan untuk membantu mereka yang benar-benar membutuhkannya akan tergerus, yang pada gilirannya dapat menyebabkan program bantuan sosial itu sendiri menjadi kurang efektif. Dengan anggaran yang terbatas, perhatian lebih harus diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkan, bukan kepada mereka yang memiliki lebih banyak uang.

  • Meningkatkan Ketidakadilan Sosial

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun