Mohon tunggu...
niwayan astiti
niwayan astiti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Dongeng

Sejarah Berdirinya Pura Majapahit Suranadi

12 Mei 2016   11:00 Diperbarui: 12 Mei 2016   11:19 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OLEH : NI WAYAN ASTITI

Sejarah pura majapahit di suranadi erat kaitannya dengan sejarah pura suranadi. Awalnya, danghyang nirartha atau pandita sakti wawu rawuh yang sedang melakukan perjalanan dari Bali ke pulau Lombok tepatnya menuju gunung rinjani. di perjalanan ke gunung rinjani, beliau melewati Suranadi. Di sana ia bertemu dengan seseorang yang berasal dari kr. Medain yang sedang mencari tirtha untuk melaksanakan upacara ngaben untuk kakeknya. Beliau lalu menyuruhnya untuk mencari 5 batang bambu. Ia menancapkan salah satu bambu lalu mencabut bambu tersebut yang kemudian muncuah mata air yang di sebut tirtha pebersihan, dari pembersihan beliau berjalan menuju lokasi pura ulon lalu menancapkan bambunya kembali di namakan petirtaan, setelah itu beliau berjalan sekitar 5 meter dan menancapkan bambu lainnya lalu keluar air yang di namakan tirtha pelukatan. Setelah itu beliau kembali lagi sejauh 50 meter menuju lokasi tirtha pangentas lalu di tancapkannya sisa kedua bambu tersebut di sana sehingga di namakan tirtha pangentas dan pemanahan.

Sejarah majapahit erat kaitannya dengan kisah lubdaka. Lubdaka merupakan seorang pemburu yang tinggal di tengah hutan. Ia sehari-harinya memburu binatang di hutan. Suatu hari pada hari raya siwalatri ia berburu ke hutan namun tidak mendapatkan apa-apa. Menjelang senja ia di kejar oleh seekor singa sehingga ia menaiki pohon maja. Di atas pohon sambil menunggu singa yang telah menjaganya di bawah pergi, ia memetik daun maja sebanyak 108 helai untuk menjaganya agar tidak tertidur. Di pagi hari, lubdaka pulang ke rumah tanpa membawa hasil buruan. Setelah beberapa hari, ia jatuh sakit lalu meninggal, karena ia telah tidak tidur saat malam Siwa atau Siwalatri ia mendapatkan anugrah dari dewa Siwa sehingga dapat diampuni dosanya. Jadi menurut beliau, pada saat malam siwalatri, sebaiknya kita bermeditasi di pura majapahit tersebut.

Pura majapahit sendiri didirikan pada tahun 1915, pura ini di dirikan bersamaan dengan linggih batara bagus gunung rinjani. pura ini di dirikan untuk mengenang para leluhur yang berasal dari majapahit. majapahit merupakan pura yang berposisi di tengan Hutan Taman Wisata, yaitu tempatnya d sebelah timur badan jalan raya masuk ke tengah hutan dan berlokasi 50 meter di sebelah utara Pura Ulon. Pura majapahit merupakan pura yang ukurannya paling kecil di antara empat sebaran Pura Suranadi ini. Letak pura menghadap kearah selatan dan posisinya di kelilingi oleh Hutan Taman Wisata. Pura ini terdiri atas palinggih Bhatara Sakti Waurauh /palinggih bhatara majapahit, palinggih ngerurah dan bale banten. Nama pelinggih eratkaitannya dengan penghormatan atas jasa Dang Hyang Dwijendra yang telah melaksanakan dharmayatra di suranadi ini.

Sumber mata air yang sangat kecil terdapat di luar pura (jaba sisi). Palinggih batara sakti waurauh berbentuk gedong, dengan dasar berupa bataran persegi panjang satu meter kali satu setengah meter dengan tinggi 80 cm. badan berupa kayu bertiang enam setinggi 120 cm dengan altar berbentuk gedong terbuka yang di cat berwarna hitam. Atapnya sangat sederhana berbahan seng, walaupun demikian tetap dapet di benarkan asalkan model dan bentuknya sesuai dengan yang di yakini masyarakat setempat. Pura majapahhit terletak di tengah Hutan Taman Wisata jadi halamanya terbatas, walaupun demikian kawasan di sekitar pura merupakan wilayah yang di gunakan untuk aktivitas upacara. Kawasan jaba sisi pura ini, merupakan wilayah yang statusnya masih menjadi sengketa, karena sampai saat ini belum dapat di berikan untuk membuat dinding pemisah dengan, melainkan hanya di berikan untuk menggunakan untuk upacara saja.

Jadi pura majapahit terletak di Desa Suranadi yang terletak di hutan Suranadi. Yang dimana pura majapahit sangat eratkaitannya kisah lubdaka dan dengan datangnya Bhatara Sakti Waurauh yang melaksanakan tirtayatra.

Sumber

Wawancara dengan bapak Ida pemangku arjan budi jaya tanggal 8 Mei 2016

Wawancara dengan bapak kadek wirya tanggal 8 Mei 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Dongeng Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun