Mohon tunggu...
niwayan astiti
niwayan astiti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Prosesi Pernikahan atau Pawiwahan Khususnya dalam Umat Hindu

15 April 2016   18:14 Diperbarui: 15 April 2016   18:20 1803
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: : Ni Wayan Astiti

 [caption caption="pernikahan adat bali"][/caption]

Dalam agama Hindu di Bali istilah perkawinan biasa disebut Pawiwahan. Pengertian Pawiwahan itu sendiri dari sudut pandang etimologi atau asal katanya, kata pawiwahan berasal dari kata dasar “ wiwaha”. Dalam Kamus Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata wiwaha berasal dari bahasa sansekerta yang berarti pesta pernikahan atau perkawinan. Pernikahan dalam agama hindu ada 2 yakni ada yang namaannya mepadik, serta ada juga yang pawiwahan ngerorod atau merangkat.

Runtutaan tata cara upacara Pawiwahan mepadik yang diawali dengan pihak keluarga  laki-laki mencari hari baik untuk menentukan upacara pernikahan serta untuk menjemput calon mempelai perempuan  yang dimana untuk menentukakan hari baik yakni pihak keluarga laki-laki meminta atau datang kepada pedanda atau sulinggih untuk menentukan hari yang baik atau medewasa ayu.  Setelah mendapatkan hari yang baik untuk menjemput calon mempelai perempuan maupun untuk melaksanakan upacara pawiwahan, maka pihak laki-laki datang kerumah mempelai perempuan untuk bermusyawarah mengenai apa saja sarana yang harus dibawa pada saat penjemputan mempelai perempuan, setelah mempelai laki-laki beserta keluarga datang ke rumah mempelai perempuan berserta sarana yang diminta oleh pihak perempuan seperti  Pejati, sebagai upakara pesaksi untuk dihaturkan di pemerajan calon pengantin perempuan,  Canang pangraos, ditambah dengan segehan putih kuning asoroh dan Pagemelan (rarapan) atau saserahan. 

Setelah itu di dalam acara penjemputan mempelai perempuan ada juga ritual mekunyit keladi yakni bertujuan untuk Rangkaian prosesi dilakukan dengan menanam kunyit, keladi/talas, dan andong dibelakang merajan/sanggah (tempat sembahyang keluarga); kemudian dilanjutkan dengan memutuskan benang putih yang terentang pada cabang dadap(papegatan). Makna Ritual menanam adalah suatu simbol untuk menanam bibit untuk melanggengkan keturunan keluarga. Memutus benang putih bermakna bahwa kedua mempelai telah melampaui masa remajanya, dan kini memasuki kehidupan baru. Serta mempelai perempuan berpamitan kepada keluarganya.

Setelah proses penjemputan mempelai perempuan dibawa kerumah pihak laki-laki sebelum pengantin memasuki area rumah maka kedua mempelai harus mebiakala setelah itu pada saat malam hari kedua mempelai di guyur dengan air kumkum an.setelah tiga harinya mempelai melanjutkan acara mesayut meketelun yakni bertujuan untuk menandakan bahwa sudah 3 hari menikah lalu di lanjutkan dengan acara mewidi widana yakni mempelai melakukan upacara di depan banten yang dipimpin oleh sulinggih.

Jadi pawiwahan dalam umat hindu khususnya pada cara mepadik memilki runtutan acara yang lumayan panjang serta memiliki berbagai makana yang terkandung di dalam ritual tersebut. Mepadik merupakan proses lamaran mempeli laki-laki kepada mempelai perempuan dengan cara diminta serta disetujui oleh kedua belah pihat keluarga.

 

Sumber Refrensi

·         Foto 

·         Pernikahan adat bali 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun