Mohon tunggu...
NI WAYAN PUTRI ARGA MEIRELA
NI WAYAN PUTRI ARGA MEIRELA Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Manajemen Perhotelan 152110583039

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penting bagi Kita untuk Mengenal Budaya Indonesia

6 Juni 2022   20:10 Diperbarui: 6 Juni 2022   20:30 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada era globalisasi seperti saat ini, bangsa Indonesia sangat rentan dalam mengalami krisis identitas. Globalisasi memberikan kemudahan dalam berinteraksi dan menghilangkan perbedaan yang membatasi mereka. Krisis identitas seperti lunturnya nilai nilai karakter kebangsaan seperti nilai solidaritas, nilai yang menggambarkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. 

Teknologi yang semakin maju dan mudah diakses menjadi faktor pendukung dalam masuknya budaya asing di Indonesia. Namun, jiwa nasionalisme bangsa Indonesia mulai luntur terutama pada generasi muda yang dianggap lebih paham dan lebih lihai di bidang teknologi dan informasi pada era globalisasi ini. 

Oleh sebab itu, budaya asing beresiko akan lebih mudah dikenal dan dijadikan pedoman tanpa dipikirkan baik atau buruknya terhadap kebudayaan yang sudah ada. Kebudayaan asing dijadikan sebagai sebuah inovasi yang diperbolehkan, sehingga perlahan-lahan akan menghilangkan kebudayaan Indonesia yang sudah melekat bahkan mengakibatkan lemahnya semangat nasionalisme. 

Saat ini, semakin banyak kebudayaan asing yang masuk kedalam kebudayaan lokal yang ada di Indonesia. Dengan hal tersebut, tentu sangat tidak bisa dihindari pada era globalisasi saat ini. Secara tidak sadar, mereka tidak mampu dalam memilih dan menyaring kebudayaan asing yang mengakibatkan lunturnya nilai nasionalisme pada jiwa bangsa Indonesia. 

Kebudayaan lokal yang semakin hari mengalami kritis karena tergeser oleh kebudayaan modern dari barat. Perlahan masyarakat mulai meninggalkan kebudayaan lokal yang sebenarnya memiliki arti yang bermakna didalamnya. Generasi muda menganggap kebudayaan lokal sebagai sebuah pemikiran kuno yang tidak tepat pada konteks zaman sekarang ini. 

Budaya tidak lagi sebagai filter terhadap perkembangan zaman tetapi menjadi sebuah kenangan belaka. Tidak seluruhnya bangsa Indonesia meninggalkan kebudayaan lokal, generasi muda yang diharapkan sebagai penerus bangsa namun kini menjadi menyusut karena mayoritas beranggapan bahwa budaya lokal tidak selaras dengan kondisi saat ini yang cenderung mengarah pada budaya asing.

Generasi muda sekarang lebih senang mengikuti hal yang menjadi pembicaraan atau trend dibandingkan untuk memperdalam pengetahuan terkait budaya lokal untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan diri. Oleh sebab itu, timbul tingkah laku yang menyimpang karena adanya gaya hidup asing seiring dengan banyaknya para remaja menerapkan budaya westernisasi yang dibawa masuk melalui televisi, 

internet dan audio visual lainnya. Kecenderungan remaja untuk mengikuti pola hidup kebarat-baratan, dikarenakan adanya kekaguman yang berlebihan dengan budaya negara asing tanpa mempertimbangkan lagi nilai-nilai yang terkandung didalam budaya asing tersebut. Hal ini sangat mengkhawatirkan pada nilai nilai nasionalisme pada diri generasi muda.

Pembentukan identitas dan jati diri para remaja atau generasi muda pada era globalisasi seakan-akan sangat ditentukan oleh perkembangan media yang mampu menyebarkan budaya maupun ide dari luar negeri. Budaya dan ide melalui musik, film, atau internet menjadi sangat mudah tersebar secara luas dalam waktu instan. 

Ketiga hal tersebut menjadi semacam ketergantungan bagi kalangan generasi muda. Budaya menjadi suatu kepentingan dalam pembentukan identitas generasi muda sebagai tumpuan pertama dalam berpikir dan berperilaku.

Di era globalisasi yang seperti saat ini banyak hal yang bisa menimbulkan perkembangan-perkembangan yang sangat cepat, seperti teknologi. Globalisasi sendiri bisa dikatakan sebagai suatu tantangan besar bagi bangsa Indonesia. Di era globalisasi juga memiliki peluang dalam menciptakan kondisi modernisasi, 

dimana bangsa Indonesia khususnya anak muda atau generasi muda lebih menyukai budaya luar atau budaya asing. Dengan hal tersebut, membuat mereka tidak sadar bahwa secara perlahan telah menghilangkan jiwa nasionalisme yang seharusnya tertanam pada diri mereka. 

Peniruan budaya dari budaya luar atau yang disebut dengan transisi dari budaya yang mereka kagumi. Kebudayaan asing terkadang terlihat tidak cocok dan sangat bertentangan dengan budaya lokal Indonesia. Adanya hal tersebut, memperlihatkan bahwa generasi muda terutama remaja tidak mencerminkan dirinya sendiri akan tetapi hanya menirukan dari role model budaya yang di ikuti. 

Remaja-remaja yang tidak mampu menyelesaikan krisis identitas akan mengalami kebimbangan akan identitasnya atau dalam istilah disebut dengan identity confusion.

Adapun langkah langkah yang harus diperhatikan untuk mempertahankan nilai nilai nasionalisme di dalam diri, sebagai berikut :

  1. Menumbuhkan semangat nasionalisme yang tangguh, seperti semangat mencintai budaya lokal yang ada di dalam negeri. 

  2. Menanamkan dan mengamalkan nilai- nilai Pancasila pada kehidupan sehari-hari dengan sebaik- baiknya.

  3. Selektif terhadap pengaruh globalisasi terkait budaya asing yang masuk di  Indonesia.

Remaja-remaja di Indonesia dengan mudah melakukan peniruan terhadap budaya-budaya luar yang bertentangan dengan kearifan lokal Indonesia. Kebudayaan popular yang berkembang memang tidak dapat dihentikan atau bahkan dilarang pada era globalisasi. 

Oleh sebab itu, melalui pendekatan pada budaya diharapkan mampu mengontrol dampak negatif globalisasi serta memberikan kontribusi pada pembentukan jati diri remaja tanpa meninggalkan kebudayaan serta kearifan lokal yang sudah ada dari lahir. Namun, untuk menumbuhkan kembali semangat nasionalisme bangsa Indonesia itu hanya perlu kesadaran bagi setiap generasi muda untuk bisa dalam memilih budaya asing yang masuk, 

seperti mengambil yang baik untuk dijadikan inovasi baru dan meninggalkan yang buruk jangan sampai terpengaruh dan menghilangkan ciri khas dari bangsa Indonesia itu sendiri. Semangat nasionalisme harus tetap dipertahankan agar bangsa Indonesia tidak kehilangan kebudayaan yang sejak ada dari dulu, hanya karena kita tidak pandai dalam memilih dan menyeleksi kebudayaan asing yang masuk. 

Rasa nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak adanya rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Generasi muda sebagai penerus bagi masa depan bangsa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun