Barangkali ada sesuatu yang spesial, yang bisa kau temukan pada pohon yang satu ini. Pada buah manis, yang awetnya lebih alami dari manisan yang kau beli di supermarket. Yang gulanya tidak sintetis, lebih permen dari permen, dan saya yakin, yang spesial itu ada karena ini salah satu pohon dan buah, yang disebut langsung dalam Al-Qur'an dan Hadits nabi.
Dibalik bacaan basmalah sang nabi ketika mengkonsumsi buah ini, terselip kalimat indah tentang hikmah perumpamaan. Bahwa pohon ini adalah lambang keteguhan. Menjulang cabangnya meraih langit, menjuntai buahnya memberikan manfaat bagi manusia di dunia.
Dalam praktik cara menanam kurma, saya melihat bagaimana biji kurma yang masuk sepuluh senti di dalam tanah, segera ditindih dengan batu. Mengapa? Saya penasaran pula. Kata sang ahli pertanian saat itu :
"Supaya ketika sang biji mengeluarkan kecambahnya, dia tidak buru-buru menjulangkan daunnya ke atas. Batu dimaksudkan, untuk menahan perkecambahan supaya menghujamkan akarnya ke bawah. Lalu kalau sudah kokoh, dia akan memecah batu dengan sendirinya.
"Akar yang memanjang ke bawah, menjadi pokok untuk memperkokoh batang supaya tidak mudah tercerabut. Supaya nanti, bila sumber air sulit diperoleh, maka akarnya akan memecah bebatuan, lalu mengeluarkan air dari sumbernya.
"Itulah manfaat terbesar pohon kurma untuk manusia. Jarang yang tahu, masnya paling tahu makan buahnya saja ya kan?"
Apakah kurma bisa tumbuh di Indonesia? Silakan cari sendiri via google, sudah puluhan hektar lahan di Indonesia menjadi ladang kurma. Di Pasuruan, tanah jawa. Di Sumatera, terutama Nusa Tenggara yang kering, atau dimana saja, kurma bisa tumbuh berbuah, asal perawatannya benar.
Saya teringat akan dalil sang nabi, tentang keberkahan pohon ini. Semua bagiannya, bermanfaat untuk umat manusia.
Sampai setelah ia mati ada manfaatnya?
Maka, kurma bisa menjadi solusi terbaik ketika kelaparan melanda suatu daerah. Pohonnya tidak membutuhkan banyak air, buahnya tahan hingga bertahun-tahun lamanya. Yang kering dan masak bisa kau makan semua. Walau pohonnya tidak berbuah, ia bisa menjadi media untuk mengeluarkan mata air dari tempatnya. Menjaga alam agar tetap lestari, menjadi penaung di tempat kering.
Dan carilah tahu, oase di padang pasir itu muncul dengan sendirinya, atau karena musafir membuang biji kurma sembarangan ke tempat itu?
Boyolali, 07 Februari 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H