Sebagaimana firman Allah dalam Surah Maryam ayat ke 12 :
"Wahai Yahya! Ambilah (Pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh. Dan kami berikan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak." (Q.S. Maryam : 12)
Apabila sejak kecil anak telah di ajari mengenai Al-Quran sebagai petunjuk hidupnya, maka sebagaimana Nabiyullah Yahya 'Alaihissalam, maka Allah akan menganugerahinya ilmu dan hikmah selagi dalam masa kanak-kanak.
Ketika Allah telah menganugerahinya ilmu dan hikmah, maka anak seketika akan menjadi pribadi yang penuh kasih sayang, bersih dari dosa, dan bertaqwa pada Allah Tuhannya.
"Dan (Kami jadikan) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dan dia pun seorang yang bertaqwa."Â (Q.S. Maryam : 13)
Dan selanjutnya, inilah yang terjadi bila ketiga sifat di atas telah tertanam dalam diri anak. Ketiga sifat luhur, akan menjadi wasilah anak sebagai pribadi yang sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan bukan menjadi orang yang sombong, bukan pula orang yang durhaka.
"Dan sangat berbakti kepada kedua orang tuanya, dan dia bukan orang yang sombong (bukan pula) orang yang durhaka" (Q.S. Maryam : 14)
Hasil dari proses di atas, maka anak akan mendapat anugerah tak terhingga sebagaimana Nabiyullah Yahya 'Alaihissalam mendapatkan kesejahteraan. Anak akan menjadi pribadi yang sejahtera semenjak kelahirannya, saat ia wafat, sampai hari di bangkitkan di akhirat kelak.
"Dan kesejahteraan bagi dirinya pada hari lahirnya, pada hari wafatnya, dan pada hari dia di bangkitkan hidup kembali" (Q.S. Maryam : 14)
Dan kesemuanya itu dapat diajarkan dari Al-Qur'an, oleh orang tua shalih yang menjadi teladan pertama bagi anak-anaknya.
Rasulullah Shalallahu 'alaihi wassalam bersabda :