"Bagaimana dengan kelereng yang kita temukan sepanjang jalan sir?" ujar Harry.
Si polisi menggeleng. "Kami tak tahu mengapa ada kelereng sepanjang jalan, mungkin ada anak kecil iseng menyebarkan kelereng sampai belakang rumah kalian. Yang jelas, kami telah menyisir seluruh bagian rumah, dan kami pastikan kalian aman malam ini"
Reyna mengangguk senang. "Terima kasih sir"
Si polisi melambaikan tangan. "Kalau begitu, sampai jumpa sir. Kami harus segera membawa si pencuri ke kantor polisi" kemudian mereka pergi hingga hilang ditelan malam.
Harry menghela nafas, lega akan kekhawatiran yang tak terjadi. Kecemasan Reyna mereda, sementara Amy masih bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi. Mereka masih duduk teras membelakangi rumah.
Si kecil Robin sejak tadi tertawa berseri-seri. Mata lecinya membulat, tanda ia sedang terhibur. Harry mengambilnya dari Amy, membelai si kecil Robin, lalu mencium pipinya. Si kecil Robin menarik-narik kerah ayahnya. "Aya-aya.. tadi Obin liat ada a..dut ucu ayah.."
Dahi Harry mengkerut. "Dimana Robin tadi lihat badut?"
Sebutir kelereng menggelinding dalam kelebat bayangan ujung pisau. Utas benang di bahu Harry melayang tertiup desir halus.
Si kecil Robin tertawa menunjuk bahu ayahnya.
"I..tu di belakang ayah!"
Semarang, 22 Februari 2018