Mohon tunggu...
Muhammad Harits Hibatullah
Muhammad Harits Hibatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Melek Politik

Saya adalah seorang mahasiswa yang menyukai tentang politik regional maupun nasional, saya akan menulis pandangan-pandangan saya terkait dinamika gerakan mahasiswa, politik, keagamaan dan apa yang saya fikirkan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Kaum Proletariat: Sejarah, Teori, dan Perjuangan

24 Januari 2024   00:43 Diperbarui: 24 Januari 2024   00:43 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Politik Kaum Proletariat: Sejarah, Teori, dan Perjuangan

Politik kaum proletariat adalah politik yang berdasarkan pada kepentingan dan aspirasi kelas pekerja yang tidak memiliki atau memiliki sedikit alat produksi, dan harus menjual tenaga kerja mereka untuk memperoleh penghasilan. Politik kaum proletariat bertujuan untuk menghapuskan sistem kapitalisme yang mengeksploitasi dan menindas kelas pekerja, dan menggantinya dengan sistem sosialis atau komunis yang menjamin kesetaraan dan kesejahteraan bagi semua orang.

 Sejarah Politik Kaum Proletariat

Istilah proletariat berasal dari bahasa Latin proles, yang berarti keturunan atau anak. Pada masa Romawi Kuno, proletariat adalah kelas sosial terendah yang tidak memiliki harta atau properti, dan hanya memiliki anak sebagai kontribusi untuk negara. Proletariat dianggap sebagai kelas yang tidak produktif dan tidak berharga, dan sering menjadi sasaran penghinaan dan penghinaan.

Pada abad ke-19, istilah proletariat diadopsi oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, dua tokoh utama dalam pemikiran sosio-politik Marxis, untuk menggambarkan kelas pekerja yang muncul akibat revolusi industri. Marx dan Engels menganggap proletariat sebagai kelas yang paling revolusioner dan progresif dalam sejarah, karena mereka memiliki potensi untuk menggulingkan sistem kapitalisme yang menguntungkan kelas borjuis (kelas pemilik alat produksi) dan merugikan kelas pekerja.

Marx dan Engels menulis tentang politik kaum proletariat dalam berbagai karya mereka, seperti Manifesto Komunis, Das Kapital, dan Surat-surat Paris. Mereka mengajak proletariat untuk bersatu dan berjuang melawan borjuis, dan membentuk sebuah negara sosialis yang akan menjadi tahap transisi menuju komunisme. Dalam komunisme, tidak akan ada lagi kelas sosial, alat produksi akan dimiliki bersama oleh seluruh masyarakat, dan setiap orang akan bekerja sesuai kemampuan dan mendapatkan sesuai kebutuhan.

Politik kaum proletariat mendapat dukungan dan simpati dari banyak pekerja di berbagai negara, terutama di Eropa. Beberapa gerakan dan partai politik yang berbasis pada ideologi Marxis, seperti Liga Komunis, Partai Buruh Sosial Demokrat Jerman, dan Partai Komunis Uni Soviet, muncul dan berusaha merealisasikan cita-cita politik kaum proletariat. Politik kaum proletariat juga memicu berbagai peristiwa sejarah penting, seperti Komune Paris, Revolusi Rusia, dan Revolusi Cina.

 Teori Politik Kaum Proletariat

Politik kaum proletariat didasarkan pada beberapa teori dan konsep utama yang dikembangkan oleh Marx dan Engels, serta para pemikir Marxis lainnya. Beberapa teori dan konsep tersebut adalah:

Materialisme dialektis, yaitu pandangan filsafat yang menyatakan bahwa realitas adalah materi yang bergerak dan berubah secara konstan, dan bahwa perubahan tersebut terjadi karena adanya pertentangan dan kontradiksi antara kekuatan-kekuatan yang saling bertentangan. Dalam sejarah manusia, pertentangan dan kontradiksi tersebut terjadi antara kelas-kelas sosial yang memiliki kepentingan yang berbeda dan bertentangan.

Materialisme historis, yaitu pandangan sejarah yang menyatakan bahwa perkembangan sejarah manusia ditentukan oleh perkembangan mode produksi, yaitu cara manusia menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Mode produksi terdiri dari dua unsur, yaitu alat produksi (seperti tanah, mesin, pabrik, dll) dan hubungan produksi (seperti kepemilikan, pembagian kerja, dll). Mode produksi menentukan struktur kelas sosial, ideologi, politik, hukum, seni, dan budaya dalam masyarakat.

Teori nilai, yaitu teori ekonomi yang menyatakan bahwa nilai barang dan jasa ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang diperlukan untuk menghasilkannya. Tenaga kerja adalah sumber nilai yang satu-satunya, dan merupakan ukuran dari kekayaan sosial. Dalam sistem kapitalisme, nilai tenaga kerja tidak dibayar secara penuh oleh borjuis, melainkan hanya sebagian kecil yang disebut upah. Sisa nilai tenaga kerja yang tidak dibayar disebut surplus nilai, yang menjadi sumber keuntungan dan akumulasi modal bagi borjuis. Proses ini disebut eksploitasi, yang merupakan bentuk penindasan kelas terhadap proletariat.

Teori kelas, yaitu teori sosial yang menyatakan bahwa masyarakat terbagi menjadi kelas-kelas sosial yang berdasarkan pada hubungan mereka dengan alat produksi. Kelas sosial memiliki kepentingan dan aspirasi yang berbeda dan bertentangan, yang menyebabkan konflik dan perjuangan kelas. Konflik dan perjuangan kelas adalah motor dari perubahan sosial. Dalam sistem kapitalisme, ada dua kelas sosial utama, yaitu borjuis dan proletariat. Borjuis adalah kelas yang memiliki dan mengendalikan alat produksi, dan memperoleh keuntungan dari eksploitasi tenaga kerja proletariat. Proletariat adalah kelas yang tidak memiliki atau memiliki sedikit alat produksi, dan harus menjual tenaga kerja mereka untuk memperoleh upah. Proletariat adalah kelas yang paling menderita dan tertindas dalam sistem kapitalisme, tetapi juga kelas yang paling revolusioner dan progresif, karena mereka memiliki potensi untuk menggulingkan sistem kapitalisme dan menggantinya dengan sistem sosialis atau komunis.

Teori revolusi, yaitu teori politik yang menyatakan bahwa perubahan sosial yang radikal dan fundamental hanya dapat dicapai melalui revolusi, yaitu perubahan yang dilakukan dengan cara kekerasan dan melawan hukum yang berlaku. Revolusi adalah cara proletariat untuk merebut kekuasaan politik dari borjuis, dan membentuk sebuah negara sosialis yang akan menjadi tahap transisi menuju komunisme. Dalam negara sosialis, alat produksi akan dinasionalisasi dan dikelola secara kolektif oleh proletariat, dan akan dilakukan perubahan-perubahan sosial, ekonomi, dan budaya yang progresif dan egaliter. Dalam komunisme, tidak akan ada lagi kelas sosial, negara, atau hukum, dan masyarakat akan hidup dalam harmoni dan kebebasan.

Perjuangan Politik Kaum Proletariat

Politik kaum proletariat mengajak kelas pekerja untuk berjuang melawan sistem kapitalisme yang mengeksploitasi dan menindas mereka, dan menggantinya dengan sistem sosialis atau komunis yang menjamin kesetaraan dan kesejahteraan bagi semua orang. Politik kaum proletariat memiliki beberapa strategi dan taktik dalam perjuangannya, antara lain:

Membentuk organisasi dan partai politik yang berbasis pada ideologi Marxis, dan yang mewakili kepentingan dan aspirasi kelas pekerja. Organisasi dan partai politik tersebut bertugas untuk menyebarkan kesadaran dan pemahaman politik kepada kelas pekerja, mengorganisir dan memobilisasi kelas pekerja untuk beraksi, dan memimpin dan mengkoordinasikan gerakan revolusioner kelas pekerja.

Melakukan aksi-aksi politik yang menantang dan mengganggu sistem kapitalisme, seperti mogok kerja, demonstrasi, unjuk rasa, sabotase, boikot, pendudukan, pemberontakan, dan lain-lain. Aksi-aksi politik tersebut bertujuan untuk menuntut hak-hak dan kesejahteraan kelas pekerja, mengekspos dan mengkritik ketidakadilan dan ketimpangan yang ada dalam sistem kapitalisme, dan menunjukkan kekuatan dan solidaritas kelas pekerja.

Melakukan revolusi yang menggulingkan kekuasaan borjuis, dan membentuk sebuah negara sosialis yang diperintah oleh proletariat. Revolusi adalah puncak dari perjuangan politik kaum proletariat, yang membutuhkan persiapan dan kondisi yang matang, seperti krisis ekonomi, politik, dan sosial, yang menguntungkan bagi proletariat. Revolusi memerlukan kerjasama dan solidaritas antara proletariat di berbagai negara, serta dukungan dan bantuan dari organisasi dan partai politik Marxis internasional.

Politik kaum proletariat adalah politik yang berani dan berani, yang menantang dan mengubah status quo yang ada. Politik kaum proletariat adalah politik yang idealis dan visioner, yang menawarkan dan mewujudkan cita-cita yang mulia. Politik kaum proletariat adalah politik yang historis dan aktual, yang relevan dan penting bagi kelas pekerja di masa kini dan masa depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun