Mohon tunggu...
niti negoro57
niti negoro57 Mohon Tunggu... Wiraswasta - Guru Ndeso

Seneng ngulik sesuatu yang asing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Punahnya Tulisan Tegak Bersambung di Era Digital

22 Mei 2024   13:04 Diperbarui: 22 Mei 2024   13:13 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan tegak bersambung, yang dulu merupakan tulisan yang umum digunakan di sekolah-sekolah dan dalam kehidupan sehari-hari, semakin menghadapi ancaman kepunahan di era modern ini. Fenomena ini merupakan refleksi dari perubahan dalam gaya komunikasi dan teknologi yang mengubah cara kita berinteraksi dengan tulisan. Sebelum era digital, tulisan tegak bersambung adalah bagian tak terpisahkan dari kurikulum pendidikan di banyak negara. Para siswa belajar menulis dengan menggunakan gaya tulisan ini, yang mengharuskan mereka untuk menghubungkan setiap huruf secara bersambung, menciptakan aliran tulisan yang halus dan konsisten. Namun, dengan munculnya teknologi digital dan penggunaan perangkat elektronik dalam komunikasi sehari-hari, tulisan tegak bersambung mulai ditinggalkan.

Salah satu faktor utama dalam kepunahan tulisan tegak bersambung adalah kemunculan komputer dan perangkat seluler. Penggunaan keyboard dan layar sentuh membuat kita lebih cenderung untuk mengetik daripada menulis dengan tangan. Meskipun beberapa aplikasi digital menawarkan opsi untuk menulis dengan tangan menggunakan stylus atau layar sentuh, kebiasaan mengetik tetap lebih dominan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, perkembangan gaya komunikasi yang lebih singkat dan cepat, seperti pesan teks, media sosial, dan email, juga berkontribusi terhadap penurunan penggunaan tulisan tegak bersambung. Dalam lingkungan di mana kecepatan dan efisiensi diutamakan, tulisan tegak bersambung dianggap terlalu lambat dan tidak praktis.

Kurangnya penekanan pada pengajaran tulisan tegak bersambung di lembaga pendidikan juga menjadi faktor penting dalam kepunahannya. Dalam beberapa kurikulum pendidikan, penekanan lebih diberikan pada keterampilan teknis seperti pemrograman komputer dan kecakapan digital lainnya, sementara keterampilan menulis dengan tangan sering diabaikan. Meskipun tulisan tegak bersambung semakin jarang digunakan, masih ada beberapa keuntungan yang terkait dengan mempertahankan kemampuan menulis dengan tangan. Penelitian telah menunjukkan bahwa menulis dengan tangan dapat meningkatkan pemahaman dan retensi informasi, serta mengembangkan keterampilan motorik halus dan kreativitas. Oleh karena itu, meskipun kita hidup di era digital, penting untuk tetap menghargai dan memelihara kemampuan menulis dengan tangan.

Dalam menghadapi perkembangan teknologi yang terus berlanjut, kita perlu mempertimbangkan keseimbangan antara kemajuan teknologi dan pemeliharaan tradisi budaya dan pendidikan. Meskipun tulisan tegak bersambung mungkin tidak lagi menjadi bagian utama dari kehidupan sehari-hari, menghargai dan mempertahankan kemampuan ini tetap penting untuk memastikan warisan budaya dan keilmuan kita tetap hidup dalam era modern ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun