Mohon tunggu...
niti negoro57
niti negoro57 Mohon Tunggu... Wiraswasta - Guru Ndeso

Seneng ngulik sesuatu yang asing

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Ketika Angkutan Tradisional Menghilang dalam Perkotaan

14 November 2023   20:30 Diperbarui: 15 November 2023   07:44 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di era modern dengan kota-kota yang semakin urban, kita sering terbuai oleh kejeniusan teknologi, infrastruktur yang kompleks, dan laju kehidupan yang cepat. Namun, di balik kemajuan ini terdapat  cerita yang jarang terdengar: bahwa suara bising desa kini semakin terdengar seiring hilangnya transportasi tradisional  dari lanskap perkotaan. Lalu lintas desa dengan jejak sejarah dan nilai-nilai tradisional terus menghilang di tengah gelombang modernitas.


Berangsur-angsur menghilang

Di masa lalu, jalan-jalan perkotaan semakin bertransformasi dengan hadirnya transportasi desa yang unik. Gerobak sapi, troli atau gerobak bengkok mungkin merupakan pemandangan sehari-hari yang kini mulai menghilang. Kecepatan modern yang diidam-idamkan banyak orang telah menghilangkan alat transportasi tradisional tersebut. Seiring berjalannya waktu, angkutan desa tergantikan oleh kendaraan bermotor yang lebih efisien dan cepat sehingga meninggalkan jejak sejarah yang semakin samar.

Dampak terhadap masyarakat desa

Hilangnya transportasi di desa bukan hanya sekedar perubahan transportasi. Bercerita tentang hilangnya sebagian identitas masyarakat desa yang dikaitkan dengan gaya hidup  sehari-hari. Angkutan desa bukan sekadar alat transportasi; mereka adalah simbol keramahan, keakraban, dan saling ketergantungan. Dengan hilangnya alat transportasi desa, maka kehangatan dan keramahan yang terkandung di desa pun ikut hilang. Melestarikan warisan budaya: Menghargai keberadaan transportasi desa bukan sekedar nostalgia. Ini melestarikan warisan budaya yang berharga. Kita harus bertanya pada diri sendiri seberapa besar kita rela mengorbankan aspek tradisional demi kemajuan modern? Menjaga lalu lintas desa merupakan upaya melestarikan sejarah, nilai-nilai dan identitas lokal yang semakin  terancam akibat globalisasi.

Perubahan lanskap transportasi

Di masa lalu, desa-desa kecil di sekitar perkotaan sering dihubungkan dengan sarana transportasi tradisional seperti gerobak sapi, becak, atau bahkan gerobak sapi. Kendaraan ini tidak hanya menjadi alat transportasi tetapi juga merupakan warisan budaya yang mewakili kehidupan pedesaan. Namun dengan munculnya alat transportasi modern seperti mobil pribadi, bus, dan ojek online, transportasi tradisional semakin terpinggirkan dan dianggap ketinggalan jaman.

Dampak ekonomi dan sosial

Hilangnya alat transportasi tradisional tidak hanya berdampak pada aspek mobilitas namun juga mempunyai konsekuensi ekonomi dan sosial. Pengemudi tradisional yang sebelumnya menggantungkan hidup pada profesi ini harus mencari alternatif baru yang mungkin tidak sesuai dengan keterampilan dan tradisi mereka. Selain itu, hilangnya transportasi tradisional juga dapat mengancam keberlanjutan perekonomian lokal di desa-desa kecil yang bergantung pada pertumbuhan pariwisata.

Perlunya Pelestarian Budaya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun