Mohon tunggu...
niti negoro57
niti negoro57 Mohon Tunggu... Wiraswasta - Guru Ndeso

Seneng ngulik sesuatu yang asing

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Memodifikasi Tradisi Membaca di Kalangan Anak Didik

31 Oktober 2023   08:51 Diperbarui: 31 Oktober 2023   09:04 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pembelajaran (sumber: pexels.com)

Literasi adalah salah satu kunci utama dalam perkembangan intelektual dan pribadi setiap anak. Budaya membaca dan menulis yang kuat pada usia muda membentuk dasar untuk kemampuan belajar sepanjang hidup. Namun, di era modern ini, tantangan baru muncul dalam upaya untuk memodifikasi tradisi membaca di kalangan anak didik. Perkembangan teknologi, media sosial, dan gangguan dari berbagai hiburan elektronik telah mengubah cara anak-anak berinteraksi dengan informasi dan cerita. Oleh karena itu, perlu upaya untuk merajut benang literasi kembali dan memodifikasinya sesuai dengan zaman ini. 

Menghadapi Tantangan Literasi di Era Digital Di era digital saat ini, anak-anak lebih sering terpaku pada perangkat elektronik daripada buku. Berbagai bentuk hiburan yang disajikan secara instan telah menggeser minat mereka dalam membaca buku fisik. Hal ini menciptakan tantangan signifikan dalam mengembangkan budaya literasi yang kuat di kalangan anak didik. Namun, kita memiliki kesempatan untuk merajut benang literasi dengan memanfaatkan teknologi itu sendiri. Di kesempatan kali ini saya akan mencoba meraba budaya memodifiaksi literasi supaya menarik.

 Baca juga : Budaya Pasar Tradisional Murah, Strategi penguatan karakter anak

1. Mengintegrasikan Teknologi dalam Literasi 

Salah satu cara untuk memodifikasi budaya literasi adalah dengan menggabungkan teknologi dalam pembelajaran literasi. Mengatasi tantangan literasi di era digital memerlukan strategi yang cerdas dan kreatif. Anak-anak masa kini sudah terbiasa dengan teknologi namun seringkali terobsesi dengan hiburan digital tanpa nilai literasi yang signifikan. Untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan pendekatan yang memadukan teknologi dan pendidikan. Pertumbuhan aplikasi pendidikan interaktif, buku audio, dan platform pembelajaran online menyediakan akses ke konten literasi yang menarik. Selain itu, mendukung keterlibatan orang tua dengan mengenalkan mereka pada literasi digital dan mendorong aktivitas membaca bersama di rumah dapat menciptakan landasan bagi budaya literasi yang kuat di  era digital ini. Aplikasi dan situs web pendidikan yang interaktif dapat membantu anak-anak memahami pentingnya membaca dengan cara yang menarik. Buku digital, audiobuku, dan sumber daya online juga dapat menjadi alat yang berguna dalam memperkenalkan anak-anak pada cerita dan informasi.

2. Membangun Koneksi dengan Dunia Nyata 

Penting untuk mengaitkan literasi dengan pengalaman dunia nyata anak-anak. Misalnya, mengatur kunjungan ke perpustakaan setempat, mengundang penulis lokal untuk berbicara di sekolah, atau mengadakan kelompok diskusi membaca. Hal ini dapat membantu anak-anak memahami bahwa literasi bukan sekedar kegiatan sekolah namun merupakan sesuatu yang bersumber dari kehidupan sehari-hari. Membuat koneksi  dunia nyata dalam literasi anak melibatkan pengalaman langsung dan interaksi sosial. Mengunjungi perpustakaan setempat, museum atau situs bersejarah tidak hanya memperluas wawasan mereka tetapi juga meningkatkan kecintaan mereka terhadap membaca. Mengundang penulis lokal atau tokoh masyarakat untuk berbicara di sekolah menciptakan hubungan langsung antara anak-anak dan penciptanya, menginspirasi mereka untuk mengeksplorasi tulisa Diskusi dalam kelompok membaca atau klub buku memungkinkan anak-anak berbagi perspektif dan wawasan, meningkatkan pemahaman mereka tentang literasi  melalui percakapan interaktif. Dengan menghubungkan literasi dengan pengalaman kehidupan nyata, anak tidak hanya belajar membaca, namun juga belajar memahami dunia melalui perspektif literasi yang lebih dalam.

3. Dukungan orang tua dan guru 

Perubahan  budaya literasi memerlukan dukungan  orang tua dan guru. Mereka dapat menjadi teladan dan secara aktif mendorong anak membaca dan menulis. Program literasi yang melibatkan keluarga, seperti membaca buku bersama, juga dapat memperkuat budaya literasi di rumah. Dukungan orang tua dan guru memainkan peran sentral dalam membentuk budaya literasi anak-anak. Orang tua dapat mendorong minat membaca dengan menyediakan lingkungan rumah yang kaya akan buku dan cerita. Mereka dapat membaca bersama anak-anak, memberikan dorongan positif, dan terlibat dalam kegiatan literasi di rumah. Di sisi lain, guru memiliki peran dalam merancang pembelajaran yang menarik dan relevan, mendorong partisipasi aktif anak-anak melalui diskusi, dan memberikan umpan balik konstruktif. Kolaborasi antara orang tua dan guru melalui pertemuan orang tua-guru, workshop literasi, dan komunikasi terbuka menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan literasi anak-anak secara holistik. Dengan dukungan tersebut, anak-anak merasa didukung dan termotivasi untuk percaya diri menjelajahi dunia literasi.

Mengubah tradisi membaca siswa merupakan tugas  penting dalam menjawab tantangan literasi di era digital. Dengan menggabungkan teknologi, menghubungkan literasi dengan dunia nyata, dan melibatkan orang tua dan guru, kita dapat menghubungkan kembali benang merah literasi. Membangun budaya literasi yang kuat sejak usia dini akan membantu anak-anak menjadi pembaca yang cerdas, penulis  kritis, dan individu yang siap menyambut dunia yang terus berubah. Dengan kerja sama semua pihak, kita dapat memberikan anak-anak alat untuk sukses di masa depan. Semoga tulisan in ibermanfaat untuk semua pembaca kompasiana semuanya dan salam sehat dan sukses selalu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun