Humor yang sesuai dengan materi pembelajaran juga lebih efektif. Misalnya, guru dapat menggunakan humor yang berhubungan dengan topik yang sedang dibahas atau berkaitan dengan pengalaman siswa sehari-hari.Â
Jadi humor tidak hanya menghibur tetapi juga merupakan alat untuk mengajarkan konsep-konsep kompleks dengan cara yang mudah dipahami.
Humor adalah kekuatan pendorong kolaborasi dan kreativitas
Humor tidak hanya bermanfaat bagi siswa tetapi juga menciptakan lingkungan di mana kolaborasi dan kreativitas dapat berkembang. Ketika siswa merasa nyaman dan bahagia, mereka  cenderung berpartisipasi dalam diskusi kelas, berbagi ide, dan berkolaborasi dengan teman-temannya. Faktanya, canda dan tawa bisa menjadi katalis untuk menemukan ide-ide baru dan solusi kreatif.
Dalam dunia pendidikan yang terus berubah, humor bukan sekedar bonus melainkan sebuah kebutuhan. Sebagai pendidik, kita mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan belajar yang tidak hanya mendidik pikiran siswa tetapi juga membentuk karakter mereka dan mengembangkan keterampilan sosial yang mendalam.Â
Dengan menggunakan humor secara bijak, kita tidak hanya menciptakan ruang belajar yang menyenangkan tetapi juga memperkaya proses pembelajaran. Karena bagaimanapun juga, ruang kelas yang penuh  tawa adalah tempat menyerap ilmu dengan hati yang lembut dan pikiran  terbuka.Â
Dalam suasana itu, siswa tidak hanya belajar untuk ujian tetapi juga belajar seumur hidup. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk pembaca kompasiana semuanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H