Mohon tunggu...
Money

Belum Tertarik pada Bank Syariah? Mungkin Anda Belum Tahu 6 Hal

8 Mei 2016   19:43 Diperbarui: 9 Mei 2016   10:52 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa tahun terakhir ini, keberadaan bank syariah kian marak. Sering kita mendengar tentang bank syariah tersebut dari berbagai media. Akan tetapi, sudahkah Anda tertarik ke bank syariah? Sudahkah Anda menemukan alasan yang tepat untuk mulai menjadi nasabah bank syariah? Sebelum membicarakan hal itu, ada sebuah pertanyaan (lagi) tentang bank syariah yang cukup mendasar. Apa yang Anda pikirkan saat orang mengatakan bank syariah? Mungkin yang pertama terlintas di benak Anda adalah bank yang berasaskan Islam. Akan tetapi, bahkan orang Islam pun masih banyak yang belum menggunakan bank syariah ini. Saat mendengar kata “bank syariah” mungkin pikiran lain yang pertama terlintas adalah bank yang tidak memberikan bunga. Kalau demikian, apakah bank ini akan bisa sustain? Sebelumnya, sadar atau tidak, bank syariah sebenarnya memiliki banyak sekali kelebihan dan ternyata keputusan kita sebagai nasabah bank bisa berkontribusi untuk memperbaiki perekonomian masyarakat yang ada sekarang. Berikut ini 6 hal yang perlu diketahui.

1. Dari sudut pandang agama Islam, bunga jelas haram

Riba yaitu menetapkan bunga atau melebihkan jumlah pinjaman saat pengembalian.

QS. Ali Imran (3) : 130

Wahai orang-orang beriman! Janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwallah kepada Allah agar kamu beruntung.

QS. Al Baqarah (2) : 275

Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Barang siapa mendapat peringatan dari Tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang telah diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya (terserah) kepada Allah. Barang siapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.

Dari ayat tersebut, sangat jelas bahwa menerapkan sistem bunga adalah haram. Bank syariah yang sekarang banyak bermunculan ini tidak menerapkan sistem bunga. Lalu, bagaimana bank ini bisa bersaing dengan bank konvensional? Bank syariah menerapkan sistem bagi hasil untuk para nasabahnya. Uang yang ditabung di bank syariah akan dijadikan modal untuk bisnis (tentunya bisnis yang halal) dan hasil dari bisnis ini akan dibagikan kepada nasabah sesuai kesepakatan awal antara pihak bank dan nasabah. Lalu, sebenarnya sama seperti bunga pada umumnya? Tentu tidak. Prinsip bagi hasil dalam suatu bisnis dalam Islam adalah halal. Jumlah bagi hasil tergantung pada keuntungan yang didapat pihak bank, tidak seperti bunga yang tentu persentasenya tiap bulan.

2. Sistem yang paling adil bagi semua pihak

        Dengan sistem bagi hasil, semua pihak diuntungkan. Dari sisi penabung, daripada uang yang lebih disimpan di rumah atau ditabung dengan mengharapkan bunga (yang jelas haram), lebih baik uang itu dipinjamkan ke bank untuk modal bagi pengusaha yang akan mengembangkan usahanya. Apabila pendapatan bank sedang naik, pemberi modal (penabung) pun akan merasakannya.  Bagi peminjam yang posisinya sedang memerlukan dana, ia tidak akan semakin terbebani seperti apabila terdapat bunga. Coba bayangkan Anda berada di posisi peminjam, pasti Anda akan merasa sangat terbantu. Jadi, sistem ini adil bagi semua pihak. Bank syariah tidak memonopoli bisnisnya seperti untuk mendapatkan keuntungan dengan menyengsarakan peminjam.

3. Transparan dan dapat dipercaya

        Sejalan corporate governance, transaksi yang dilakukan bank syariah mengharuskan pihak bank menjelaskan semua usaha yang dijalankan sehingga nasabah tidak perlu khawatir dananya disalahgunakan. Selain itu, pihak bank sebagai pengelola dana mengemban amanah besar dari si penabung agar usaha yang dijalankan dari pihak peminjam bisa menghasilkan keuntungan. Untuk mencapainya, bank benar-benar memerhatikan usaha yang akan dijalankan bersama dengan peminjam. Dengan pihak bank yang turut serta dalam bisnis tersebut dan didampingi oleh ahli yang sudah berpengalaman, masalah kredit macet yang biasa terjadi dapat diminimalisasi.

4. Mengangkat derajat ekonomi rakyat

        Dana yang terkumpul di bank syariah digunakan untuk membiayai usaha-usaha rakyat. Hal inilah yang kelak bisa memberdayakan masyarakat. Dengan adanya sistem ini, masyarakat akan semakin terpacu untuk berbisnis dan pada akhirnya roda perekonomian masyarakat akan berputar. Bisnis-bisnis yang terkendala modal akan teratasi dan bisnis yang sudah berdiri akan semakin bisa melebarkan sayapnya. Bisnis UMKM yang selama ini digencarkan pun akan bisa sustain dengan bantuan modal dan pengawasan dari pihak bank syariah. Secara tidak langsung, sistem yang ditawarkan bank syariah sebenarnya bisa untuk mulai mengatasi permasalahan kompleks seperti kemiskinan dan pengangguran.

5. Menyelamatkan ekonomi bangsa

        Tahukah Anda mengapa sistem bunga bisa menjadikan sebuah bangsa bangkrut yang pada akhirnya harus menjual asset-aset yang dimiliki? Pada umumnya, bank akan menarik uang dari rakyat (dalam bentuk tabungan). Lalu uang ini sebagian disalurkan ke masyarakat dalam bentuk hutang dan sebagian lagi digunakan untuk membeli SBI (Sertifikat Bank Indonesia). SBI adalah surat berharga yang dikeluarkan Bank Indonesia (BI) sebagai pengakuan hutang berjangka pendek dengan sistem bunga. SBI digunakan untuk menyerap kelebihan uang primer yang beredar sehingga bisa menjaga kestabilan nilai rupiah.

        Dengan SBI yang menggunakan sistem bunga, negara harus membayar pula bunga hutang kepada pihak bank yang membeli SBI. Rasio besarnya jumlah kredit yang disalurkan oleh bank terhadap jumlah penerimaan dana dari berbagai pihak disebut dengan loan to deposit ratio (LDR). Artinya, apabila LDR rendah maka uang yang dihutangkan dari bank ke masyarakat sedikit. LDR digunakan untuk mengukur likuiditas suatu bank. Yang paling berbahaya adalah apabila LDR yang diterapkan suatu bank sangat rendah dan bank itu lebih memutar uang dengan SBI. Masyarakat yang membutuhkan uang akan kesulitan mendapat pinjaman dan negarapun akan memiliki hutang yang lebih banyak. Apabila negara tidak mampu membayar bunga SBI, negara akan meminjam uang ke IMF ataupun menaikkan harga barang-barang strategis seperti listrik dan BBM. Apabila belum mampu juga, negara mungkin akan menjual asetnya yang berharga. Intinya, sistem bunga akan semakin membebani negara dengan bunga SBI dalam APBN.

        Di sisi lain, bank syariah memiliki LDR yang tinggi dan tidak tidak akan membebani negara untuk membayar bunga hutang SBI. Dengan begitu, ekonomi masyarakat akan tumbuh dan negara tidak terbebani.

6. Tahan krisis moneter

        Bank yang tidak menggunakan sistem bunga tentu akan lebih mampu bertahan pada masa krisis moneter karena tingkat suku bunga pasar tidak akan berpengaruh secara langsung.  Masih ingatkah krisis moneter tahun 1998? Krisis itu benar-benar menguji kemampuan bank untuk menghadapi krisis. Sekretaris Jenderal Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Muhammad Syakir Sula mengungkapkan krisis ekonomi global kala itu telah menyebabkan hampir semua bank konvensional bangkrut. Saat itu, Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) senilai Rp 650 triliun diberikan oleh pemerintah kepada bank-bank tetapi tidak termasuk bank syariah. “Bank syariah ternyata mampu bertahan hingga sekarang tanpa bantuan,” ungkapnya. Saat krisis  tahun 2008 pun, bank syariah terbukti lebih mampu bertahan.

        “Lembaga keuangan Islam menderita sedikit kerusakan dalam krisis keuangan global, berbeda dengan  lembaga keuangan konvensional karena fitur berbagi risiko keuangan Islam itu adalah tipe kurang berisiko investasi, yang memiliki potensi untuk meningkatkan keuangan dan memacu pertumbuhan,” demikian petikan laporan survei IMF. Wakil Direktuk IMF, Min Zhu, juga mengatakan bahwa IMF melihat keuangan Islam sebagai mesin yang potensial untuk stabilitas keuangan dan pertumbuhan.

        Krisis dapat disebabkan kepincangan sektor moneter (keuangan) dan sektor riil. Sektor keuangan berkembang pesat meninggalkan sektor riil dibuktikan dengan bisnis transaksi maya (virtual transaction) melalui transaksi derivatif yang penuh riba. Transaksi sektor riil (berupa perdagangan barang dan jasa) hanya mencapai 5 persen dari seluruh transaksi dunia, sisanya berupa transaksi maya. Bank pada umumnya banyak bermain spekulasi pada sektor keuangan dan fluktuasi bunga yang tidak stabil ini. Sedangkan dalam Islam, uang hanya sebagai medium of change (alat tukar) bukan suatu komoditas yang diperjualbelikan seperti pada sektor riil. Islam juga sangat melarang tindak spekulasi dalam keuangan. Hal ini menyebabkan sistem ekonomi Islam mampu mendorong jumlah barang dan jasa yang beredar sama banyak. Pada bank syariah, hal ini terlihat dari perputaran uang yang selalu diiringi perputaran barang di sektor riil.

            Dari enam hal tersebut, bank syariah terbukti memiliki banyak nilai positif dan manfaat. Dengan menabung di bank syariah kita turut membantu memberi modal para pengusaha, tentunya untuk bisnis yang dijamin halal. Sistem bank syariah juga secara tidak langsung menjadikan nasabahnya untuk saling menolong, bukan malah semakin membebani kaum yang lemah (dengan bunga). Menabung di bank syariah juga memberikan kita ketenangan karena tidak spekulatif dan banyak bermain di sektor riil. Lebih lanjut, kesadaran tiap individu untuk memilih sistem keuangan yang bersifat syariah akan mengangkat derajat ekonomi rakyat dan tidak membebani APBN.

            Saran untuk bank syariah adalah lebih memerhatikan manajemen dalam melakukan bisnis bersamanya karena bank syariah benar-benar mengelola dana untuk sektor riil. Standar bisnis saat menerima tawaran kerjasama dan pengawasan maupun edukasi saat saat bisnis sudah berjalan juga perlu dilakukan sehingga diperlukan ahli dalam bidang bisnis. Hal tersebut adalah untuk meminimalisasi kerugian. Yang perlu disadari juga adalah bahwa manfaat yang ditawarkan akan percuma bila masyarakat tidak mengetahuinya maka diperlukan sosialisasi yang semakin gencar.

            Dari semua kebaikan yang ada, yang paling penting bagi kita bila memilih sistem keuangan syariah adalah akan merasa tenang karena menghindari riba (yang sifatnya haram) dan mengetahui bahwa perputaran uang kita di bank digunakan hanya pada bisnis yang halal. Bagi orang Islam, tanpa mengetahui banyak kebaikan yang tidak didapatkan secara langsung pun, kita harus percaya bahwa sistem keuangan syariah adalah yang terbaik. Sistem ini berasal dari Tuhan, sedangkan sistem konvensional hanya berasal dari pemikiran manusia. Tuhan yang menciptakan manusia selalu yang paling tahu apa yang terbaik bagi ciptaan-Nya. Dalam surat Al Baqarah (2) ayat 216,

…. Boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun