Mohon tunggu...
Nita Saviani
Nita Saviani Mohon Tunggu... Model - Miegorengkuah

Mencoba Menjadi Wanita Sholehah

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Ketika Loyalitas Kerja Mengalahkan Kesehatan

6 Juli 2019   13:35 Diperbarui: 6 Juli 2019   14:15 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak asing lagi sering kita mendengar tentang "kerja lembur bagai kuda"

Hal ini mungkin bahkan rata-rata yang dirasakan karyawan pabrik yang berkerja dari matahari belum terbit sampai adzan magrib, dengan masa kerja dari jam 05.30 sampai 15.30 dengan ditambah lembur 2 jam dlalm jangka 5 hari kerja. 

Sebagian orang yang todak bekerja di pabrik mengira bahwa gaji karyawan pabrik cukup besar dengan begitu mereka menilai bahwa karyawan pabrik itu enak, gaji besar, dan bekerja di pabrik yang besar juga tanpa mereka tau bagaimana tangis pilu karyawan yg bekerja di pabrik. 

Belum lagi lari-larian kalau telat kerja, lari dari parkiran yang notabanya jauh dari gerbang pabrik, lebih parah lagi kalau sudah lari-lari buat ngamanin secand ID card atau secand identitas tapi malah di anggap telat dan dikasih Surat peringatan (SP) dari atasan. 

Dalam hati karyawan pastilah menggerutu tapi bagaimana tiada yang peduli hari bahagia karyawan yang bekerja di pabrik adalah hari dimana mereka menerima gaji (gajian) dan hari terperih dari karyawan yaitu tanggal tuo (tanggal tua) belum lagi ditambah masalah yang ada di pabrik dengan atasan atau rekan kerja, menambah kepedihan karyawan pabrik. 

Banyak dari perusahaan perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja yang mayoritasnya adalah perempuan yang menurut mereka perempuan bisa di andlkan dan lebih aktif dalam bekerja.

Bekerja sebagai karyawan pabrik tentu tidak mudah bagi ibu yang sudah berkeluarga, mereka adalah wanita tangguh bagaimana tidak, mereka meninggalkan anak anaknya sewaktu masih tidur, meninggalkan tumbuh kembang anak-anaknya, dan kembali seusai kerja dengan keadaan anaknya yang sudah tertidur lelap. 

Bagi seorang ibu perkembangan buah hati sangatlah penting, dan hal yang selalu menyejukkan hati seorang ibu. Tapi sebagian ibu memilih untuk bekerja agar perekonomian mereka tercukupi, dan masa depan untuk menyekolahkan anak-anaknya dapat terwujud. 

Dengan ambisi ini kadang mereka melupakan kesehatannya sendiri demi masa depan dan juga tuntutan dari perusahaan yang mengharuskan setiap karyawan harus loyalitas dengan pekerjaan yang mereka ambil. Tanpa memikirkan sebab akibat jika mereka over dalam bekerja maka tubuh mereka dengan seiring berjalanya waktu akan mengakibatkan tubuh yang tidak sehat, gampang lelah dan belum juga jika terkena penyakit yang mengharuskan perusahaan mem-PHK dini. 

Di sini lah anda harus berfikir bahwa anda itu tidak dibutuhkan oleh perusahaan lagi, mereka akan merekrut karyawan baru lagi dan semua akan berjalan seperti semula. Maka dengan begitu mau prestasi anda setinggi apapun jika anda tidak bisa menguntungkan perusahaan lagi dengan sangat mudah mereka mengucilkan dan tidak menggunakan anda lagi.

Maka cintai diri anda, loyalitas boleh tapi ingat kesehatan juga. Dan hidup itu singkat maka nikmatilah dengan orang-orang terkasih. Bukan perusahaan yang rugi jika anda sakit bahkan yang sangat fatal meninggal dunia tapi yang rugi yaitu keluarga dan orang-orang yang menyayangi anda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun