Mohon tunggu...
Nita Sari
Nita Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Program Studi Geografi Universitas Lambung Mangkurat

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Dasar Teori dan Terapan dalam Penginderaan Jauh

8 April 2024   00:05 Diperbarui: 8 April 2024   00:11 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

1. Penginderaan Jauh, Jenis dan Spesifikasi Citra

      Penginderaan Jauh adalah, suatu ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah atau fenomena dengan jalan menganalisa data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung terhadap obyek, daerah atau gejala yang dikaji. Penginderaan Jauh (Remote Sensing), pada pengertian yang lebih luas, didefinisikan sebagai suatu pengukuran atau pemerolehan informasi dari beberapa sifat objek atau fenomena dengan menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak langsung atau bersinggungan dengan objek atau fenomena yang dikaji (Church Va, 1983).

     Data penginderaan jauh digital (citra digital) direkam dengan menggunakan sensor non-kamera, antara lain scanner, radiometer, spectometer. Detektor yang digunakan dalam sensor penginderaan jauh adalah detektor elektronik dengan menggunakan tenaga elektromagnetik yang luas, yaitu spektrum gelombang tampak, ultra violet, infra merah dekat, infra merah termal, gelombang mikro. Menurut Simonet, 1983 dalam Sutanto, 1994. Citra adalah gambaran objek yang dibuahkan oleh pantulan atau pembiasan sinar yang difokuskan oleh sebuah lensa atau sebuah cermin. Gambaran rekaman suatu objek (biasanya berupa gambaran pada foto) yang dibuahkan dengan cara grafik, elektro optik, optik mekanik atau elektronik. Pada umumnya digunakan bila radiasi elektromagnetik yang dipancarkan atau dipantulkan dari suatu objek tidak langsung direkam pada film.

      Dilihat dari sumber energinya satelit Penginderaan Jauh dapat dibedakan menjadi 2 (dua) macam yaitu : 

a) Satelit Penginderaan Jauh Aktif

      Satelit sistem aktif menggunakan sumber energi buatan yaitu dengan menggunakan panjang gelombang elektromagnetik dan sensor yang digunakan adalah berupa kamera dan sensor elektromagnetik yang bekerja pada spektrum bertenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik yang beroperasi pada spectrum dari sinar X sampai gelombang radio dan menghasilkan foto atau citra. Contoh satelit yang menggunakan sistem ini adalah radar (Radio Detection and Ranging) yaitu Radarsat (Radar Satellite), SAR (Synthetic Aperture Radar), NOAAAVHRR (National Oceanic and Atmospheric Administration Advance Very High Resolution Radiometer), MODIS (Moderate Resolution Imaging Spectroradiometer) dan sebagainya.

      Kendala utama dalam pembuatan peta terbaru suatu wilayah antara lain adalah tidak tersedia sama sekali peta topografi dengan akurasi yang cukup baik dan hambatan alam terutama awan dan topografi yang sulit, serta teknologi yang tersedia. Terobosan teknologi yang memungkinkan untuk mengatasi hal tersebut adalah radar. Kelebihan utama teknologi ini dibanding pencitraan optis adalah kemampuannya melakukan penetrasi awan, dan pengambilan data pada malam hari.

      Dari segi wahana pengambilan datanya maka teknologi radar dibedakan menjadi spaceborne radar dimana dipergunakan satelit untuk pencitraan radar, dan airborne radar yang menggunakan pesawat terbang untuk pencitraannya. Perbedaan tinggi terbang yang sangat jauh dari kedua wahana ini menjadikan kualitas data radar yang dihasilkan berbeda secara nyata. Tinggi terbang dari airborne radar berkisar antara 10.000 feet hingga 30.000 feet (3 km -- 10 km), sedangkan orbit satelit mempunyai ketinggian berkisar 700 km.

b) Satelit Penginderaan Jauh Pasif

     Satelit sistem pasif menggunakan sumber energi alam (matahari) yaitu dengan menggunakan panjang gelombang elektromagnetik dan sensor yang digunakan adalah berupa kamera yang bekerja pada spektrum tampak mata dan sensor elektromagnetik yang bertenaga elektrik dalam bentuk sinyal elektrik yang beroperasi pada spektrum yang lebih luas, yaitu dari sinar X sampai gelombang radio dan menghasilkan foto atau citra. Contoh satelit yang menggunakan sistem ini adalah Landsat (Land Satellite), SPOT (Satellite Pour Observation de la Terre / Systeme Probatoire d' Observation de la Terre), MOS (Marine Observation Satellite), Ikonos, Quick Bird dan sebagainya.

  • Karakteristik Citra Satelit Landsat TM

      Satelit Landsat (Land Satellite) adalah salah satu satelit sumberdaya yang menghasilkan citra multispektral. Landsat TM (Thematic Mapper) adalah satelit sumberdaya bumi generasi kedua yang merupakan penyempurnaan dari satelit Landsat generasi pertama. Satelit ini mengorbit pada ketinggian 705 km dengan sudut inklinasi 98. Orbit satelit ini adalah sun synchronous atau selaras matahari. Satelit akan melewati garis equator setiap pukul 09.42 WIB dan akan meliput daerah yang sama setiap 16 hari sekali. Selama mengorbit dari utara ke selatan sensor bekerja untuk mengumpulkan data permukaan bumi dengan lebar sapuan 185 km, dengan resolusi spasial 30 x 30 meter. Keunggulan satelit ini terletak pada jumlah saluran yang digunakan sebanyak 7 saluran (band) serta digunakannya 3 saluran panjang gelombang tampak, 3 saluran panjang gelombang infra merah dekat dan 1 saluran panjang gelonbang infra merah termal (Hardiyanti P, 2001).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun