Saya menggabungkan diri dan hanya menjadi sosok silent reader di grup Facebook JGB. Menyimak status-status yang di posting di grup. Membaca komen dan respon, walaupun harus mengeryit alis karena "roaming" bahasa.
Sampai akhirnya JGB menawarkan sesuatu, lebih dari yang saya inginkan.
~ Sekilas JGB ~
Jelajah Gunung Bandung awalnya dibentuk karena kesadaran akan sebuah kenyataan, bahwa Bandung Raya di kelilingi gunung-gunung.
Banyaknya gunung yang terdapat di Bandung Raya berbanding lurus dengan fakta geologi dan sejarah masa lalu yang merupakan pecahan dari gunung api purba Gunung Sunda.
Fakta lainnya adalah pengumpulan data sebaran gunung yang totalnya hampir 700 gunung atau mungkin lebih, disekitar Bandung Raya maupun di perbatasan dengan Subang, Sumedang, Purwakarta, Garut dan Cianjur.
Gunung-gunung tersebut ada yang masih memakai nama resminya sesuai nama kunonya, ada pula gunung yang namanya sama tetapi berbeda posisi letak, ada juga nama gunung yang hampir mirip dari cara pengucapan, bahkan ada gunung yang namanya berbeda 180 derajat dari nama resminya. Masih banyak pula gunung yang belum diketahui namanya.
Gunung-gunung di Bandung tidak tinggi. Rata-rata 2000-an meter di atas permukaan laut (mdpl). Bahkan gunung yang tingginya ratusan mdpl pun cukup banyak.
Pengalaman saya mencoba pendakian gunung di Bandung :
- Tidak semua puncak gunung memiliki pemandangan bebas. Beberapa puncak gunung rapat oleh pohon.
- Trek pendakian atau jalur pendakian, masih jarang dilalui oleh pendaki. Rumput yang masih tinggi dan rapat, pohon yang menutupi pemandangan, akar-akar pohon yang banyak melintang, membuat saya harus menunduk, jongkok, merangkak. Intinya pendakian "asruk-asrukan", saya tidak tahu bahasa Indonesianya apa.
- Gunung di Bandung itu rata-rata kecil-kecil cabe rawit alias bikin kaki dan dengkul gemetar.
- Beberapa gunung bisa didaki "tektok" atau pendakian naik dan turun hanya dalam 1 hari tanpa membuka tenda.
- Banyak petilasan di gunung yang sampai sekarang masih sering di acarakan. Gunung di Bandung sangat sakral, mirip dengan kepercayaan masyarakat di kaki-kaki gunung di Jawa Tengah.
~ Milangkala JGB ~