Mohon tunggu...
Nita Purwitasari
Nita Purwitasari Mohon Tunggu... -

ketika hidup seperti pelangi, belajar kita untuk memaknai ^_^

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta Tanpa Sayap [Part 1]

2 Februari 2014   20:54 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:13 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagiku terbelalak karena mimpi semalam, yah, mimpi yang menghenyakkan aku pada masalalu yang gersang. Aku mulai aktifitasku pagi ini seperti biasa, paras tomboyku yang selalu ku busungkan untuk menutupi kemarahan, rona tegas yang kusuguhkan untuk menyibak kegeraman, dan terkadang kupasang sikap ramah bahkan bertingkah layaknya anak kecil untuk menutupi kekecewaan. yah, apalah arti emosiku, masalu yang kerap menyapa, tapi aku selalu berherap Hendra juga menyapa, tak hanya lukanya saja yang menyapa :(. Pagi ini aku berjalan menyusuri lorong, kulihat Hendra ada di persimpangan jalan bergerombol dengan teman-temannya, yah, seperti biasa ketika bertemu, aku panik!! karena setiap melihat dia, aku serasa dihantam getirnya kenangan. "Hendraaaaaa..." jerit sesal dalam hatiku, kenapa kita dipertemukan? kenapa kita sempat memeluk kedekatan? jika akhirnya semua jadi kenangan dan di penghujung cerita, aku hanyalah sebuah permainan.

Hendra, lelaki yang punya paras yang standart, tinggi tegap, dan punya  senyum manis, (yapp... setiap kali dia tersenyum diiringi tatapan tajam... emmm... membuat jantungku berdegup "fals" hahaha...) dan yang utama, dia adalah lelaki pertama yang memperlakukanku benar-benar seperti wanita, perhatiannya, nada-nada rendahnya ketika berbicara, sopan, dhe el el... yaak ampuuuunn, jujur deh, gue paling benci sama cowok romantis, begini pan jadinya #eh hehehe. Pertemuan kami cukup singkat, dan tak perlu waktu lama bagi kami untuk saling mengenal. Dia rekan kerja paruh waktuku, kami hanya sekedar kenal, tapi tak pernah ngobrol. Entah, sore itu tempat kerjaku lumayan sepi, dan tiba-tiba dia datang mendekatiku sembari berkata "hp mu bagus, hp lama ya? boleh pinjam?

"ya, boleh (^_^)" sahutku.

Yah, hp ku biasa dijuluki sebagai "hp pengganjal pintu" tapi sepertinya dia tak ingin mengejek hp jadulku *emmm... paling-paling kalo udah akrab juga bakal ngledek, huuuuuuu :/* gumamku (dengan ekspresi manyun). tak berapa lama, hp dikembalikan, trus dia pergi gitu aja #dasaarrrrr huh! dan tiba-tiba ada bunyi sms (sounds like "ting") kubuka, "windi . . ." just it. kubalas "maaf, siapa ya?" and sending... dan gak nunggu lama . . . . . "tinggggggg" bunyi hp temenku (-_-)" *penonton kecewa...* aku kira balasan smsku :/

"Hei . . ." Hendra mengagetkanku,

"kamu . . ." jawabku,

Hendra menatapku sambil menjulurkan tangannya hendak bersalaman denganku.

"ha?@#$% maksutnya?" aku bingung dengan tampang bodoh! hahaha

"kamu tadi kan nanya, aku siapa? sekarang kita kenalan, aku Hendra :)"

"heik?" edisi mikir panjang ni gue "...emmm, sms tadi? kamu?"

"iya, tadi aku yang sms, heheee" sahutnya

"tahu nomerku dari mana?" sahutku cepat

"dari hp mu sendiri, tadi aku miscall hp ku" jawabnya sambil ketawa

"yassalammmm... ade-ade aje ni org caranye, unik" gumamku

yap, bla bla blaaaa... kita smsan, intens dan kian intens..... banyak gombalan-gombalan beterbaran, bikin ane klepek-klepek Gan, rasanya kayak "nyemplung" kolam renang, tp ane lupa kalo kagak bisa renang, alhasil sounds and looks like "blub blub, blub blub" tenggelem, dilautan asmarah, ahheeeeeeeeeeeeeey . . . :D


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun