Tokok-Tokoh Filsafat Idealisme
Filsafat idealisme mempunyai beberapa tokoh-tokoh yang telah membangun pemikiran ini, diantaranya yaitu Plato (427-374 SM) yang merupakan tokoh aliran idealisme yang pertama kali, selain itu ada Johan Gottlieb Fichte (1780-1788 M), Friedrich Wilhelm Joseph Schelling (1775-1854), Hegel (1770-1831), Immanuel Kant (1724 -- 1808), dan Al-Ghazali.
Idealisme ini merupakan sebuah aliran yang memiliki pandangan bahwa hakikat segala sesuatu ada pada tataran ide. Realitas yang berwujud sebenarnya lebih dulu ada dalam realitas ide dan pikiran bukan pada hal yang bersifat materi. Menurut Plato hakikat segala sesuatu yang ada dibalik materi atau bendawi, tetapi suatu yang ada dibalik materi itu yakni ide. Ide bersifat kekal, immaterial dan tidak berubah.
Pokok-Pokok Idealisme
Pokok-Pokok pikiran Idealisme yaitu:
- Metafisika --> menurut Idealisme hanya realitas spiritual, mental atau rohani yang nyata dan tidak berubah. Alam semesta adalah ekspresi dari sebuah kecerdasan yang sangat umum dari pikiran universal.
- Epistimologi --> proses mengetahui terjadi dalam pikiran, manusia memperoleh pengetahuan melalui berfikir dan intuisi (gerak hati). Beberapa filsuf percaya bahwa pengetahuan diperoleh dengan cara mengingat kembali (semua pengetahuan adalah sesuatu yang diingat kembali). Sehinggga mengetahui adalah memikirkan lembali gagasan laten
- Aksiologi --> nilai bersifat mutlak dan abadi
Implementasi Filsafat Idealisme dalam Pendidikan
Implementasi filsafat idealisme dalam praktek pendidikan adalah terlaksananya proses pendidikan dengan mendasarkan formulasi sebagai berikut:
- Tujuan --> untuk membentuk karakter, mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikkan sosial.
- Kurikulum --> pendidikan liberal untuk pengembangan kemampuan rasional dan pendidikan praktis untuk memperoleh pekerjaan.
- Metode --> diutamakan metode dialektika, tetapi metode lain yang efektif dapat dimanfaatkan.
- Peserta didik bebas untuk mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuan dasarnya
- Pendidik bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan melalui kerja sama dengan alam.
Tujuan pendidikan menurut aliran idealisme terbagi menjadi 3 hal, yakni tujuan untuk individual, tujuan untuk masyarakat dan tujuan yang berkaitan dengan Tuhan. Pendidikan untuk individualisme disini antara lain agar peserta didik mampu menjadi kaya dan memiliki kehidupan yang bermanfaat, memiliki kepribadian yang harmonis dan penuh warna, hidup yang bahagia, mampu menahan berbagai tekanan hidup dan pada akhirnya diharapkan mampu membantu individu lainnya untuk lebih baik. Tujuan untuk kehidupan masyarakat ialah perlunya persaudaraan sesama manusia. Karena spirit persaudaraan terkandung suatu pendekatan seseorang kepada yang lain. Seseorang tidak sekedar menuntut hak pribadinya, namun hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya terbingkai dalam hubungan kemanusiaan yang saling penuh pengertian dan rasa saling menyayangi. Sedangkan tujuan secara sintesis dimaksudkan sebagai gabungan antara tujuan individu dengan sosial sehingga terekspresikan dalam kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan (Yanuarti, dalam Saragih, 2021)
Kedudukan peserta didik menurut aliran idealisme merupakan individu yang bebas akan mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasar yang sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan yang dimiliki oleh setiap individu. Sehingga peserta didik merupakan orang pribadi, sebagai makhluk spiritual. Peserta didik menganut aliran idealisme senantiasa memperlihatkan bahwa apa yang mereka lakukan merupakan ekspresi dari keyakinannya sebagai pusat utama pengalaman pribadinya sebagai makhluk spiritual.
Idealisme memberikan sumbangan yang besar terhadap teori perkembangan pendidikan, khususnya filsafat pendidikan. Filsafat idealisme diturunkan dari filsafat metafisik yang menekankan pertumbuhan rohani. Pendidikan merupakan pertumbuhan ke arah tujuan pribadi manusia yang ideal. Implikasi filsafat idealisme dalam bidang pendidikan tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003, Pasal 3,“Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional”. Pasal 4,“Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”.
Pendidikan menurut idealisme adalah untuk menemukan dan mengembangkan kemampuan dan moral masing-masing agar dapat melayani masyarakat dengan lebih baik, untuk membantu melihat spiritnya peserta didik untuk mencapai yang baik. Bagi aliran idealisme, peserta didik merupakan seorang pribadi dan sebagai makhluk spiritual. Mereka yang menganut paham idealisme senantiasa memperlihatkan bahwa apa yang peserta didik lakukan merupakan ekspresi dari keyakinan dan pengalaman pribadinya sebagai makhluk spiritual.
Idealisme ialah aliran filsafat yang menganggap atau memandang ide itu primer dan materi adalah sekundernya, dengan kata lain menganggap materi berasal dari idea atau diciptakan dari ide. Pada bagian ini dikemukakan bahwa idelisme adalah suatu aliran filsafat yang berpandangan bahwa dunia ide dan gagasan merupakan hakikat dari realitas. Realitas sesungguhnya tidak terdapat pada objek materi, tetapi terdapat dalam alam pikiran ide. Meskipun idealisme menganggap bahwa yang hakikat adalah ide. ia tetap mengakui adanya materi. Namun menurutnya, yang utama adalah dunia ide. karena ide terlebih dulu ada sebelum materi. Aliran filsafat ini, kemudian berimplikasi dalarn bidang pendidikan. Bangunan filsafat tersebut membentuk sebuah pemahaman bahwa pendidikan dikonstruk berdasarkan ide-ide yang bersifat abstrak yang lebih mengedepankan akal pikiran dan moral.
Menurut tujuan pendidikan menurut pahan idealisme lebih mengarah kepada pengembangan pemikiran dan diri pribadi siswa, yang berkesinambungan dengan tujuan untuk pribadi, masyarakat, dan kehidupan yang berkaitan dengan Tuhan. Kedudukan peserta adalah individu yang bebas dalam mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasarnya sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan masingmasing sesuai jenjang usianya. Materi yang digunakan guna mengembangkan pendidikan intelektual adalah ilmu-ilmu kealaman, sosial, pendidikan teknologi, matematika, dan pendidikan bahasa.
Referensi:
Kristiawan, M. (2016). Filsafat Pendidikan: The Choice is Yours. Yogyakarta: Penerbit Valia Pustaka.
Saragih, dkk. (2021). Filsafat Pendidikan. Medan: Yayasan Kita Menulis.
Shagena, A. & Syarifuddin. (2022). Peran Filsafat Idealisme Serta Implementasinya dalam Pendidikan. LENTERA: Jurnal Ilmiah Kependidikan. 17 (2). 45-54.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H