Mohon tunggu...
Putu Nita Kusuma
Putu Nita Kusuma Mohon Tunggu... Guru - As a Teacher

Saya Putu Nita Kusuma. Hobi membaca dan membuat kreasi dari titik dan garis. Saya belajar memaknai segala sesuatu yang terjadi dalam hidup saya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Studi Teoretis dan Praktis Filsafat Pendidikan

18 Desember 2023   11:56 Diperbarui: 18 Desember 2023   12:04 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Filsafat Pendidikan Sebagai Studi Teoritis

Filsafat Pendidikan sebagai studi teoritis membahas tentang definisi filsafat dan Pendidikan, pentingnya filsafat dalam Pendidikan, dan hubungan filsafat dengan Pendidikan.

  • Definisi Filsafat dan Pendidikan

Filsafat pendidikan merupakan unsur terpenting dalam pengintegrasian pendidikan melalui kebijakan kurikulum, pengelolaan kegiatan belajar dan peningkatan kompetensi pendidik.

  • Urgensi Filsafat Pendidikan 

  • Dengan berfilsafat kita lebih menjadi manusia, menghargai manusia dan nilai kemanusiaan, tidak hanya mengandalkan ilmu pengetahuan dengan metode dan pendekatannya yang spesifik, tetapi bijaksana dalam mengamalkan atau menerapkan ilmu pengetahuan dalam kehidupannya, filsafat berperan lebih mendidik dan membangun nilai-nilai kemanusiaan dan manusia itu sendiri.
  • Dengan berfilsafat seseorang semakin pantas disebut "berkepribadian", semakin mendekati kesempurnaan kemanusiaan, semakin mendekati dan memiliki apa yang disebut "kebijaksanaan".
  • Filsafat mengajar dan melatih kita memandang segala sesuatu dengan luas dan bijak, memandang dari berbagai sisi, jadi menghindarkan diri kita dan menyembuhkan diri kita dari kepicikan dan berpikir "aku-isme" dan "aku-sentrisme".
  • Filsafat diharapkan menjadikan kita orang-orang yang dapat menggunakan pikiran secara mandiri dan tidak mudah terpengaruh.
  • Dengan belajar filsafat diharapkan akan memperluas wawasan tentang ilmu pengetahuan, karena dengan bertambahnya ilmu pengetahuan, akan bertambah pula cakrawala pemikiran dan pegangan yang semakin luas dan kukuh.
  • Diharapkan filsafat dijadikan sebagai dasar dalam tindakan. Sesungguhnya filsafat didalamnya memuat ide-ide, konsep-konsep, sebagai buah dari perenungan. Itulah yang akan membawa manusia ke arah suatu kemampuan untuk merentang kesadarannya dalam segala tindakannya sehingga manusia akan dapat lebih hidup, lebih tanggap terhadap diri dan lingkungannya, lebih menyadari keberadaan dirinya sendiri dan keberadaan dirinya dalam lingkup yang lebih luas.
  • Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup pesat, kita semakin ditantang dengan kemajuan teknologi beserta dampak positif dan negatifnya. Perubahan yang sedemikian cepatnya, pergeseran tata nilai dalam kehidupan pribadi dan sosial, pada akhirnya akan membenturkan, bahkan semakin menjauhkan manusia dari tata nilai sosial dan moral. Disinilah filsafat menjalankan perannya, dengan ketajaman analisisnya mampu mengantisipasi dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
  • Sumber Filsafat Pendidikan

Sumber filsafat Pendidikan adalah manusia, sekolah, dan lingkungan dengan penjabaran sebagai berikut.

  • Manusia. Manusia mengalami beberapa proses dalam hidupnya dalam proses kematangan dan kedewasaan. Hal itu memiliki dampak yang sangat signifikan bagi keyakinan manusia sebagai individu baik pemikiran maupun tingkah laku.
  • Sekolah. Pengalaman seseorang, jenis sekolah, dan stakeholder di sekolah merupakan sumber-sumber pokok filsafat Pendidikan.
  • Lingkungan. Lingkungan sosial budaya tempat seseorang tinggal dan dibesarkan merupakan salah satu sumber filsafat Pendidikan. Jika seseorang tumbuh dalam lingkungan masyarakat yang menempatkan suatu nilai Pendidikan yang tinggi maka hal ini akan mempengaruhi filsafat Pendidikan seseorang.
  • Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan

Obyek filsafat itu tidak terbatas. Secara makro, apa yang terjadi objek pemikiran filsafat yaitu permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan alam sekitarnya, namun secara mikro, ruang lingkup filsafat pendidikan meliputi:

  • Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan.
  • Merumuskan sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek pendidikan.
  • Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama dan kebudayaan.
  • Merumuskan sistem nilai norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan pendidikan.
  • Merumuskan hubungan antara filsafat Negara (ideologi), filsafat pendidikan, dan politik pendidikan (sistem pendidikan)
  • Hubungan Filsafat dengan Pendidikan

    Barnadib (1994) mengatakan bahwa hubungan filsafat dan pendidikan dapat dibedakan menjadi dua:

  • Hubungan Keharusan --> Berfilsafat berarti mencari nilai-nilai ideal (cita-cita) yang lebih baik, sedangkan pendidikan mengaktualisasikan nilai-nilai ini dalam kehidupan manusia.
  • Dasar Pendidikan --> Filsafat mengadakan tinjauan yang luas terhadap realita termasuk manusia, antara lain pandangan dunia dan pandangan hidup. Konsep-konsep ini selanjutnya menjadi dasar atau landasan penyusunan tujuan dan metodologi.

Hubungan fungsional antara filsafat dan teori Pendidikan dapat dijelaskan sebagai berikut:

  • Filsafat merupakan suatu cara pendekatan yang dipakai untuk memecahkan problematika pendidikan dalam menyusun teori-teori pendidikan oleh para ahli.
  • Filsafat berfungsi memberi arah terhadap teori pendidikan yang memiliki relevansi dengan kehidupan yang nyata.
  • Filsafat Pendidikan memberikan petunjuk dan arah dalam pengembangan teori-teori pendidikan menjadi ilmu pendidikan (pedagogi).

Filsafat Pendidikan Sebagai Studi Praktis

  • Hubungan Praktis Filsafat dengan Pendidikan

Filsafat jika ditinjau secara praktis, filsafat merupakan sarana bagi manusia untuk dapat memecahkan berbagai problematika kehidupan yang dihadapinya, termasukan dalam bidang pendidikan. Oleh karena itu, apabila filsafat dihubungkan dengan persoalan pendidikan secara luas, dapat disimpulkan bahwa filsafat sebagai arah dan pedoman atau pijakan dasar bagi tercapainya pelaksanaan pendidikan yang berkualitas. Filsafat menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dalam bidang pendidikan yang merupakan penerapan analisis filosofis dalam lapangan pendidikan (Jalaluddin & Idi, 2017).

  • Peranan Filsafat dalam Pendidikan 

Peranan filsafat dalam pendidikan memberikan inspirasi, yakni menyatakan tujuan pendidikan negara bagi masyarakat, memberikan arah yang jelas dan tepat dengan mengajukan pertanyaan tentang kebijakan pendidikan dan praktek di lapangan dengan menggunakan rambu-rambu dari teori pendidik. Seorang guru perlu menguasai konsep-konsep yang akan dikaji serta pedagogi atau ilmu dan seni mengajar materi subyek terkait, agar tidak terjadi salah konsep atau miskonsepsi pada diri peserta didik.

  • Fungsi Filsafat dalam Pendidikan

  • Fungsi spekulatif --> Filsafat dalam pendidikan berusaha mengerti keseluruhan persoalan pendidikan dan mencoba merumuskannya dalam satu gambaran pokok sebagai pelengkap bagi data yang telah ada dari segi ilmiah.
  • Fungsi Normatif --> Sebagai penentu arah, pedoman untuk apa pendidikan itu. Asas ini tersimpul dalam tujuan pendidikan, jenis masyarakat apa yang ideal yang akan dibina.
  • Fungsi Kritik --> Terutama untuk memberi dasar bagi pengertian kritis rasional dalam pertimbangan dan menafsirkan data-data ilmiah.
  • Fungsi Teori dan Praktik --> Semua ide, konsepsi, analisa dan kesimpulan-kesimpulan filsafat pendidikan adalah berfungsi teori
  • Fungsi Integratif --> Mengingat fungsi filsafat dalam pendidikan sebagai asas kerohanian atau rohnya pendidikan
  • Hubungan Filsafat Pendidikan dengan Kepribadian

Secara umum, muatan nilai kepribadian dapat dilihat dari empat aspek, yaitu; Pertama, aspek personalia, yaitu adanya pola tingkah laku yang bersifat lahir dan batin yang dimiliki oleh setiap individu yang melekat dalam dirinya. Kedua, aspek individualitas, yakni adanya karakteristik atau sifat-sifat khas yang dimiliki oleh seseorang yang mana dengan sifat-sifat dan karakteristik tersebut seseorang dapat membedakan dirinya dengan individu lain yang ada di sekitarnya. Ketiga, aspek mentalitas, yaitu terbangunnya cara berpikir dan mental seorang individu sebagai potret cara pandang seorang individu. Keempat, aspek identitas, yaitu kecenderungan seseorang untuk mempertahankan sikap dirinya dari pengaruh luar yang menggambarkan jati diri seseorang. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa filsafat Pendidikan memberi kontribusi yang kuat terhadap pembentukan karakter peserta didik yang di dalamnya mengandung nilai kecerdasan intelektual dan kecerdasan spiritual. Sehingga dalam perencanaan dan penyusunan acuan dan tujuan pendidikan, maka filsafat pendidikan menjadi sebuah keniscayaan.

  • Hubungan Filsafat Pendidikan dengan Sumber Daya Manusia

Salah satu indikator ukuran peningkatan kebudayaan suatu masyarakat atau bangsa sangat ditentukan oleh tingkat kualitas sumber daya manusianya. bagi masyarakat yang masih terus memelihara kebudayaan asli dan masih sangat primitif, tentu tidak sama dengan masyarakat yang memiliki kebudayaan campuran yang lebih modern. Potensi sumber daya manusia bagi masyarakat yang masih primitif misalnya, pada umumnya mereka bekerja semata-mata untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari itupun dalam bentuk yang masih sangat terbatas. Bandingkan dengan kelompok masyarakat yang sudah maju, tentu saja tingkat tuntutan kebutuhan mereka tidaklah sama dengan masyarakat yang masih tergolong primitif. Selain itu, jenis, bentuk, kadar dan variasi kerja mereka sangatlah banyak dan cenderung selalu bertambah sesuai dengan kondisi dan situasi serta perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. Salah satu strategi untuk mengatasi kebutuhan masyarakat tersebut, diperlukan pendidikan yang berkualitas karena peningkatan kualitas sumber daya manusia.

Aliran empirisme memandang bahwa pada dasarnya setiap individu akan tumbuh dan berkembang karena adanya intervensi alam dan sosial lingkungan di mana ia berada. Artinya pertumbuhan dan perkembangan setiap orang sangat dipengaruhi oleh pengaruh eksternal dan pengalamannya dalam berinteraksi dengan sesama dengan asumsi bahwa manusia tidak akan mampu berkembang tanpa intervensi dan respon dari sekitarnya. Aliran ini juga memandang dan menganggap bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang pasif dan tidak memiliki potensi bawaan karena perubahan dan perkembangan diri dan masa depannya sepenuhnya ditentukan oleh pengaruh lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, aliran ini berkesimpulan bahwa jika lingkungan seseorang itu baik, maka otomatis ia akan menjadi baik. Sebaliknya jika lingkungannya buruk, maka ia juga akan menjadi buruk. Aliran ini dikembangkan oleh filosof terkenal yaitu adalah Schopenhauer sekaligus peletak pertamanya.

Sedangkan aliran konvergensi mencoba memadukan pandangan aliran naturalisme dan aliran empirisme. Aliran ini memandang bahwa setiap individu secara kodrati memang telah dianugerahi potensi yang luar biasa oleh Sang Pencipta yang disebut bakat dan akan terus berkembang secara alamiyah. Namun potensi tersebut dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik karena pengaruh lingkungannya Pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya sangat tergantung kepada bagaimana pemeliharaan atau pengaruh lingkungannya. Tokoh yang sangat masyhur dalam aliran ini adalah John Locke. Ketiga aliran inilah yang kemudian menjadi dasar pemikiran dalam menyelesaikan problematika Pendidikan.


Referensi:

Chaedar, A. (2008). Filsafat Bahasa Dan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Almuzani, S. (2021). "Urgensi Filsafat Pendidikan dan Hubungannya Terhadap Pengembangan Kurikulum 2013". PENSA: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, 3 (1), 46-66.

Ariandhini, E. (2017). Filsafat pendidikan. In ResearchGate (Issue october). Tersedia dalam https://www.researchgate.net/publication/320608705_Mahalnya_Pendidikan_Di_Indonesia. Diakses pada 15 September 2023.

Jalaluddin & Idi. 2017. Filsafat Pendidikan Manusia. Filsafat, dan Pendidikan. Depok: Rajawali Press.

Nurgiansah, T. H. (2020). Filsafat Pendidikan. Purwokerto Selatan: CV. Pena Persada.

Pratiwi. 2022. Filsafat Pendidikan Suatu Pengantar dalam Memahami Pendidikan bagi Calon Guru. Medan: UMSU Press.

Rukiyati, & Andriani.P. (2015). Mengenal Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.

Saragih, dkk. (2021). Filsafat Pendidikan. Medan: Yayasan Kita Menulis.

Wattimena, R. A. A. (2016). "Pendidikan Filsafat untuk Anak: Pendasaran, Penerapan dan Refleksi Kritis untuk Konteks Indonesia". Jurnal Filsafat, 26(2). 163-188.

Yusuf. 2023. Filsafat Pendidikan Kontemporer. Banten: PT Runzune Sapta Konsultan.

Zen, Z., & Zuwirna. (2021). Filsafat Pendidikan. Padang: Kencana Prenadamedia Grup.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun