A. Hakikat Filsafat
Setiap manusia selama hidupnya tentu selalu melakukan proses berpikir, baik dalam memecahkan persoalan kehidupan maupun mencari arti dan makna tentang sesuatu yang terjadi dalam hidupnya. Upaya memikirkan sesuatu yang ada maupun suatu kebenaran merupakan hakikat dari pemikiran filsafat. Jadi, apakah filsafat itu?
Istilah filsafat berasal dari Bahasa Yunani yaitu “Philos” dan “Shopia”. Philos bermakna cinta atau senang, dan Shopia berarti kebenaran atau kebijaksanaan. Philosophia berarti cinta kebenaran atau cinta kebijaksanaan. Palmquis, 2007 (Dalam Saragih, 2021) menyatakan bahwa filsafat ibaratnya seperti pohon yang memiliki batang dan batang tersebut menghasilkan cabang-cabang, ranting, dedaunan, bahkan bunga dan buah. Maka oleh sebab itu filsafat juga dijuluki The Mother of Science yang tidak lain sebagai ibu dari segala ilmu pengetahuan.
Orang yang berfilsafat digambarkan sebagai seseorang yang sedang berpijak di bumi dan menengadah menghadap Bintang-bintang di langit untuk memaknai hakikat keberadaan dirinya (Suriasumantri, dalam Saragih 2021). Dapat pula diibaratkan sebagai seseorang yang berada di puncak gunung dan menatap Lembah di bawahnya, seperti menatap betapa kecilnya manusia diantara agungnya semesta.
Plato memandang filsafat sebagai pengetahuan tentang segala yang ada. Sementara itu Aristoteles memandang filsafat sebagai ilmu kebenaran tentang sebab dan asas dari segala benda. Sehingga dapat disimpulkan filsafat adalah hasil pemikiran manusia dalam mencari dan memikirkan kebenaran sedalam-dalamnya.
B. Cabang-Cabang Filsafat
Filsafat sebagai The Mother of Science memiliki banyak sekali kajian cabang filsafat. Cabang dari filsafat dapat dibagi dalam 5 kelompok besar menurut Saragih, 2021.
- Filsafat metafisika, mengkaji semua hal yang ada di alam semesta dan segala gejala yang timbul dari objek fisik.
- Filsafat epistemologi, mengkaji hakikat dan lingkup pengetahuan dan cara/metode yang dapat diterapkan untuk mengkaji keabsahan suatu pengetahuan.
- Filsafat logika, mengkaji kebenaran tentang prinsip-prinsip dalam mempelajari logika.
- Filsafat etis, mengkaji perihal moralitas, nilai pantas dan tidak pantas yang meliputi etika dan adab sebagai manusia.
- Filsafat estetis, mengkaji perihal keindahan, pengalaman estetis, persoalan seni dan seniman.
Selain itu, filsafat berdasarkan penerapannya dibagi menjadi cabang filsafat ilmu, filsafat Pendidikan, filsafat hukum, filsafat Sejarah, filsafat matematika, filsafat kebudayaan, filsafat agama, filsafat Bahasa, filsafat kesenian, dan lain sebagainya (Beerling, dkk, dalam Saragih, 2021).
C. Karakteristik Filsafat
Zainal (dalam Saragih, 2021) menyebutkan filsafat memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut.
- Mempertanyakan apa saja secara kritis
- Ekstensif (filsafat mencakup segala aspek kehidupan manusia tanpa hambatan dimensi ruang dan waktu)
- Intensif (filsafat mengupas inti, akar, dasar secara rinci, komprehensif, dan menggali esensi dari segala pertanyaan yang ada)
- Objek yang biasa diselesaikan melalui ilmu filsafat biasanya tidak sungguh-sungguh menimbulkan pertanyaan namun filsafat tidak pernah memberikan jawaban yang pasti akan ketidaktahuan dan keragu-raguan sehingga filsafat berperan membuka cakrawala pengetahuan manusia akan dunia yang seluas-luasnya)
D. Aspek Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi Pendidikan
Dalam mempelajari suatu pengetahuan tidak terlepas dari 3 istilah yang amat sangat berkaitan dan fundamental untuk diketahui sebelum membedah pengetahuan tersebut, yaitu istilah ontologi, epistemologi, dan aksiologi.
1. Ontologi
Ontologi berasal dari Bahasa Yunani (Ontos = ada, logos = pengetahuan). Ontologi (hakikat suatu pengetahuan) yaitu kajian tentang pengetahuan yang ada baik konkret maupun abstrak.