Penyelenggaraan pendidikan haruslah terkait dengan 'kemanusiaan', karena pendidikan adalah soal membangun manusia. Bicara soal manusia, bicara soal keberagaman. Bicara soal keberagaman berarti juga bicara mengenai keunikan. Jangan sampai keunikan manusia ini terbelenggu oleh alat asesmen yang terbatas.Â
Kembali lagi, karena UN adalah alat asesmen, alat evaluasi, maka alat ini tidak boleh menjadi alat yang justru menghakimi atau menghabisi kompetensi siswa itu sendiri. Justru sebaliknya, kebutuhan siswa yang BERAGAM bukan SERAGAM bisa diakomodir oleh asesmen yang dilakukan. Sekali lagi, UN adalah alat untuk melakukan asesmen atau evaluasi atas kebutuhan siswa yang BERAGAM. Ini yang perlu ditekankan.Â
Jadi UN atau bukan UN, sepanjang asesmen itu membantu tujuan pendidikan tiap siswa yang memiliki kebutuhan beragam, tentu tidak masalah asal bisa mengakomodir kebutuhan peserta pendidikan secara holistik.
Terima kasih - 10 November 2024
Selamat Hari Pahlawan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H