Tentu tidak pernah ada satu cara paling ideal untuk menyelesaikan masalah terkait isu-isu parenting ini. Latar belakang yang berbeda tidak bisa diseragamkan dengan satu cara. Tidak ada ada satu cara PALING manjur. Trial-error pasti terjadi, toh kesempurnaan mustahil terjadi, selalu ada sisi-sisi yang tidak bisa kita prediksi, dan itu harus disadari.
Mereka, dengan segala keberadaannya menjadi pribadi yang ingin dipahami lengkap dengan kelemahan mereka. Walaupun sebagai pihak yang lebih dulu merasakan pengalaman, rasanya ingin selalu memberikan masukan untuk mereka dan itu lumrah. Gak ada ortu yang ingin anaknya "menderita".
Anak-anak ini punya cetak biru yang sudah melekat sejak mereka lahir. Jangan sampai sayap mereka kita patahkan untuk ego kita (peringatan keras untuk saya pribadi). Mengambil jalan untuk sejajar, bukan masuk ke jalan mereka dan mengemudikannya. Memahami terus-menerus (butuh proses yang tidak sebentar, bahkan sepanjang hayat).
Yakin dan menanamkan sesuatu yang baik dan positif di otak kita mengenai mereka, walaupun kerapuhan kita sebagai manusia yang tidak sempurna selalu membayangi. Ujungnya, menerima proses. Jembatan itu selalu bisa dibangun, selalu. Jembatan itu bernama harapan, harapan selalu ada, dan itu menguatkan, meringankan.
Seorang sahabat pernah memberi pesan pada saya, bukan hanya sabar menerima tetapi 'nrimo', itu akan lebih ringan menghadapi. Kadang adu kuat dan adu otot ortu anak malah bikin runyam.Â
Untuk semua orangtua hebat, selamat untuk semua proses yang telah Mbak dan Mas lalui.Â
Terima kasih.
Cirebon, 3 Juni 2024.