Memberikan edukasi pada korban mengenai self esteem. Seringkali korban menjadi frustasi dengan keadaan sehingga dia memilih untuk bungkam karena banyak pertimbangan. Korban menjadi lebih insecure dan memiliki konsep diri yang rendah. Hal ini menjadi penting. Korban harus dipulihkan dengan pendampingan yang mengedukasi makna hidup berharga, sehingga korban mampu memiliki pilihan-pilihan hidup yang lebih memerdekaan dirinya.
Pendekatan personal juga kolaboratif untuk pemulihan trauma bagi korban kekerasan juga menjadi sebuah hal yang sangat membantu. Pemulihan trauma untuk perempuan dewasa mungkin bisa jadi lebih mudah tetapi tidak demikian dengan korban kekerasan pada anak-anak.
Hal ini juga harus menjadi sebuah pemikiran yang penting. Trauma harus benar-benar dientaskan sehingga tidak menjadi kendala bagi tumbuh kembangnya di masa yang akan datang. Pendekatan personal kemudian kolaboratif ini menjadi sebuah hal yang saling melengkapi untuk pemulihan trauma pada korban anak-anak.
Tepat pengertian cinta yang dikemukakan oleh Erich Fromm, cinta menyatukan dua orang namun demikian mereka tetap harus menjadi dirinya sendiri. Melebur dan bersatu tidak harus menghilangkan keunikan masing-masing tapi cukup untuk saling melengkapi satu sama lain. Cinta bukan untuk saling menguasai atau dikuasai apalagi menyakiti.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H