Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Wiraswasta - Gratias

-semua karena anugerahNya- Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana award 2022

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Two Thumbs Up", Orangtua Anak Berkebutuhan Khusus

1 September 2023   15:00 Diperbarui: 1 September 2023   15:03 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi artikel/Sumber: melalui Kompas.com (Sucipto)

Orangtua atau pendamping yang mendampingi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) memerlukan katarsis. Sebentuk aktivitas-aktivitas pengalihan energi emosi sehingga mereka juga menjadi release dan sehat secara fisik dan mental.

Bukan hal yang mudah untuk dapat sepenuhnya memberikan perhatian, pendampingan tanpa jeda bagi anak-anak kita yang berkebutuhan khusus. Begitu banyak energi yang dilepaskan untuk merawat, menjaga, mendampingi anak-anak kita tersebut.

Orangtua atau pendamping sangat memerlukan aktivitas-aktivitas yang berfungsi untuk mengalihkan, melepaskan energi dan emosi mereka. Kesabaran ekstra dalam mendampingi anak-anak ini menjadi mantra wajib yang selalu disematkan dalam diri para orangtua dan pendamping.

Air mata, kelelahan mental dan fisik, bahkan sampai depresi dari ringan hingga berat pernah saya dengar dari kesaksian orangtua yang mendampingi putra-putri mereka ini. Belum lagi jika support system-nya tidak berfungsi dengan baik dan justru berpotensi memberikan energi buruk bagi mereka.

Upaya-upaya untuk bangkit menerima kenyataan hidup yang mereka hadapi tidak semudah membalikkan telapak tangan. Begitu banyak episode dalam hidup mereka yang menceritakan pahit, manis, getir pengalaman dalam mendampingi putra-putri mereka tersebut.

Selain komunitas, orangtua juga berupaya mencari ‘kebahagiaan’mereka. Kebahagiaan yang mereka dapat ciptakan sendiri. Bisa dibayangkan apabila kebahagiaan itu merupakan kebahagiaan semu yang harus diperoleh di luar diri mereka.

Banyak kreativitas dan upaya-upaya lain berupa aktivitas-aktivitas yang dilakukan untuk menciptakan kebahagiaan menurut versi mereka sendiri. Ada satu kata yang wajib dimiliki terlebih dahulu sebelum menciptakan kebahagiaan itu. Penerimaan.

Ada 3 hal yang bisa saya rangkum dari kisah-kisah inspiratif para orangtua hebat ini. 3 hal tersebut adalah sebagai berikut:

Bersyukur

Bersyukur atas apa yang dimiliki dan mencari setiap hal yang baik dan menguatkan. Ini menjadi sebuah kunci atas gerbang kebahagiaan yang diupayakan mereka. Lalu setelah itu mereka akan mengupayakan melakukan hal-hal lain,

Kegiatan dalam Komunitas

Banyak sekali upaya-upaya yang dilakukan untuk memberikan rasa bahagia dalam kehidupan mereka. Sebagai contoh ada yang melakukan travelling, ada yang melakukan kegiatan-kegiatan olahraga, ada juga yang melakukan berbagai hobi yang terkait dengan preferensi masing-masing orangtua.

Aktivitas terkait Spiritualisme

Aktivitas yang ketiga ini memang menjadi rujukan bagi beberapa orangtua yang berkesempatan untuk membagikan pengalaman mereka. Dalam bahasa Jawa ada istilah sumeleh atau berpasrah diri. Sisi spiritual yang diasah ini menjadi sumber kekuatan batin yang memiliki daya bangun yang luar biasa.

Di sisi ini banyak orangtua justru menjadi berdaya dan akhirnya bisa memberdayakan banyak orangtua lain. Ketika sisi spiritual diasah, begitu banyak kekuatan yang dapat dibangun sehingga justru menjadi sumber inspirasi bagi orang lain.

Mereka membagikan kisah-kisah transformasi hidup yang dialami yang kemudian mampu menjadi kekuatan yang membangun orang lain.

Kisah inspiratif itu tidak terbangun begitu saja. Proses hidup yang luar biasa dialami dan memberikan sebuah kekuatan batin yang kemudian dibagikan sehingga menjadi sumber pembelajaran bagi pihak lain.

Two thumbs up, parents....

Semarang, 1 September 2023

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun