Disability is natural. We have to stop believing that disability prevents someone from doing something, because that is not true. Having disability doesn't stop me from doing anything - Benjamin Snow.
Seorang Ibu berapi-api, namun garis wajahnya kental dengan 'aura' sedih, beliau menceritakan pengalaman terkait anaknya, yang mengalami ejekan dan tindak diskriminasi menyakitkan di lingkungan tempat dia berdomisili.Â
Hari itu saya hanya dapat memeluk anaknya dan menyeka air mata yang juga menetes di wajah saya, sambil tertunduk. Pengalaman Ibu ini juga dirasakan oleh banyak Ibu dan orangtua lain yang memiliki anak-anak berkebutuhan khusus.
Satu keyakinan di hati, ketika kita bisa terus memberikan pendampingan dan dukungan secara konsisten bagi mereka, dan memastikan bahwa mereka tidak sendirian dalam 'berjuang', lambat laun lingkungan akan menangkap energi baik tersebut dari semesta kemudian hal itu akan bisa menjadi sebuah 'transformasi baik' serta mengubah lingkungan menjadi area ramah bagi penyandang disabilitas. Terus berharap..
Hari ini, tanggal 3 Desember 2022 merupakan hari peringatan Penyandang Disabilitas Internasional. Adapun tema internasional yang difokuskan pada tahun ini adalah penegakan hak asasi manusia, pembangunan berkelanjutan, serta perdamaian dan keamanan untuk penyandang disabilitas.Â
Selain itu momen ini adalah momentum menciptakan sebuah ruang hal yang adil bagi seluruh penyandang disabilitas di seluruh dunia.
Beberapa hari lalu seorang tokoh yang saya kenal dan begitu concern di dunia anak-anak berkebutuhan khusus menyatakan juga dengan tegas, bahwa masih sering timbul perdebatan yang tidak esensial di lini para pembuat kebijakan.Â
Perdebatan mengenai siapa yang paling harus bertanggung jawab akan hal ini, misalnya. Lalu timbul pertanyan, apakah benar bahwa UU No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas ini telah dilakukan dengan sepenuhnya? Apakah justru pengimplementasiannya sangat jauh dari baik karena faktor ego sektoral semata?
Saya tidak menampik kenyataan bahwa sudah ada perkembangan yang terus di era pemerintahan saat ini, namun demikian rasa-rasanya masih harus terus berjuang untuk membuka ruang hidup yang lebih sehat pada mereka anak, rekan, saudara kita yang menyandang disabilitas ini. Bukankah sebenarnya meniadakan ego sektoral dan berkolaborasi untuk mewujudkan kehidupan yang lebih baik.Â
Kenyataan diskriminasi terhadap penyandang disabilitas masih terasa kental di sana-sini ini sebenarnya bisa dipahami, tetapi tetap harus terus diupayakan menciptakan ruang yang 'ramah' bagi mereka para penyandang disabilitas.Â
Mempersiapkan masyarakat yang 'siap' menerima keberadaan mereka dengan tulus. Menyadari sepenuhnya bahwa 'warna-warni' dalam hidup itu sesuatu yang lumrah dan seharusnya diterima sebagai sebuah 'kodrat' alamiah.
Mengubah paradigma masyarakat bahwa sejatinya perbedaan itu sebagai sebuah kenyataan yang harus diterima itu sangat vital.Â
Bhinneka Tunggal Ika sejatinya merupakan semboyan yang mencerminkan kehidupan 'inklusif' yang memang telah dihidupi bangsa ini sejak Majapahit berkuasa. Baik suku, agama, ras, bahasa, budaya, hingga penyandang disabilitas merupakan kenyataan warna yang harus diterima. Itu ciri bangsa ini, sudah ada, dan sudah berakar dan membudaya kuat.
Jangan sampai pendidikan justru malah memberi sekat yang semakin kuat bagi anak-anak berkebutuhan khusus (penyandang disabilitas) tersebut. Menerima dan membuka diri terhadap mereka menjadi kemutlakan penuh.Â
Kita sebagai guru memiliki peran itu juga, lalu kita sebagai masyarakat juga demikian halnya, memiliki peran yang harus kita lakukan dengan sepenuh hati, juga kita sebagai pembuat kebijakan pun memiliki peran yang krusial dalam hal ini.Â
Turunlah ke 'lapangan', cari tahu apa yang terjadi sebenarnya, sehingga kita mampu memetakan persoalan minim bias dan bebas kepentingan, dan bisa 'menembak' dengan tepat sasar.
Melalui peringatan Hari Disabilitas Internasional ini, diharapkan kita semakin mampu membagikan paket empati dan ketulusan bagi saudara-saudara kita ini.Â
Melakukan hal sederhana berupa dukungan, menjadi sahabat, membersamai, menerima mereka sebagai bagian dari 'keluarga' kita, merupakan hadiah yang membahagiakan buat mereka. Sebuah perenungan...
Selamat Hari Disabilitas Internasional
Salatiga, 3 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H