Saya koq begitu yakin , sangat banyak perilaku yang tidak pas terkait perilaku seksual di sekitar lingkungan kita. Hanya saja hal tersebut sangat sulit untuk digali karena kondisi masyarakat yang memandang bahwa hal-hal terkait seksualitas masih tabu untuk dibicarakan di ranah publik.
Kasus-kasus semacam ini menjadi semacam fenomena gunung es yang sulit 'diungkapkan apalagi dientaskan'.
Miris ketika saya mengetahui begitu banyak 'korban' perilaku Fian ini. Satria salah satu korbannya juga yang menegaskan kenyataan itu di hadapan saya, bahwa hal itu membuatnya merasa kesakitan dan tidak nyaman, tetapi tidak berani melawan.
Tentu saja ini sudah bukan kasus main-main yang harus segera diselesaikan. Jangan sampai kita menjadi orangtua yang abai terhadap hal ini. Ini bukan saja menyangkut perilaku anak kita, tetapi juga menyangkut orang lain tentunya.
Saya mendapatkan informasi yang cukup menguatkan asumsi saya. Sehari-hari Fian hanya bermain gadget, orangtua Fian sangat sibuk bekerja. Seharian dia hanya tinggal dengan kakak yang juga tidak terlalu peduli dengan aktivitas adiknya tersebut.
Orangtua Fian setelah bekerja seharian, tidak terlalu banyak bersinggungan dengan anak-anaknya. Saya mendengar juga, bahwa Fian mengalami tindakan kekerasan dari ayahnya. Kondisi dari ayahnya nampaknya memperparah kondisi psikologis Fian.Â
Usia Fian yang memasuki 10 tahun masih kesulitan dalam menulis. Wali kelasnya berupaya mengajarnya menulis kata per kata. Bila menyalin kalimat sering terlihat menuliskan kata demi kata tanpa spasi (jeda antar kata).
Kondisi yang memprihatinkan baik secara perilaku maupun akademis. Pendidikan di jenjang sekolah dasar tersebut serasa tidak ada gunanya manakala peran orangtua sebagai garda terpenting bagi perkembangan tumbuh kembangnya tidak berfungsi dengan baik.
Kembali ke perilaku Fian yang suka memegang alat kelamin teman-teman laki-lakinya tadi. Perilaku ini sudah mengganggu dan harus diupayakan segera pengentasannya.
Komunikasi dengan orangtua harus serta-merta dilakukan oleh pihak sekolah. Biar bagaimanpun juga orangtua harus tahu bagaimana perilaku anak di luar rumah maupun di rumah saat bersama orangtua mereka.
Sebagai orangtua memberikan pengayoman, pendampingan, pengarahan menjadi salah sekian peran orangtua yang betul-betul harus dihayati dan dihidupi. Masa depan mereka bergerak maju, gak bisa diundo, dipending atau bahkan dicancel.