Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Mungkinkah Cegah Sexual Addict di Tengah Derasnya Gempuran Dunia Digital Saat Ini?

24 Maret 2022   05:30 Diperbarui: 8 Juni 2022   23:00 1320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa ingin tahu menjadi salah satu alasan pemicu munculnya sexual addict ini. Masih ditegaskan oleh Ketua KPAI, Susanto, bahwa sebanyak 60 % anak-anak kita mengakses internet. Angka yang besar untuk diwaspadai di satu sisi.

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) memang mengharuskan, mewajibkan anak-anak kita lekat dengan dunia digital. Harus disadari bahwa hal ini juga memunculkan dikotomi pada area yang lain, jika tidak diperhatikan mendalam. 

Ada beberapa kasus terkait yang terjadi di sekitar saya. Banyak testimoni dari remaja-remaja kita menyatakan diri terjerat beberapa perilaku adiksi, dari adiksi game hingga adiksi pada perilaku seksual berisiko.

Prihatin mendalam melihat kenyataan bahwa muda-mudi kita sudah jatuh dalam perilaku-perilaku ketergantungan yang notabene akan mengganjal perkembangan masa depan mereka di kemudian hari.

Bentuk-bentuk ketergantungan seksual (sexual addict) ini bisa berupa masturbasi, intercourse dengan pasangan atau bahkan bukan pasangan, ataupun oral sex (Garcia et all, 2010).

Nah, perilaku sexual addict ini ditandai dengan munculnya sebuah keinginan atau aktivitas yang tidak lagi terkendali dan memiliki kecenderungan untuk meningkatkan jumlah aktivitas tersebut.

Memang benar ada keterkaitan antara pengalaman masa lalu dengan perilaku-perilaku adiksi yang terjadi di masa sekarang. Misalnya ada trauma karena sexual abuse atau mental abuse. Pemicu-pemicu itu akan mempertinggi derajat adiksi pada perilaku tertentu.

Ada beberapa indikator yang bisa dicurigai jika di lingkungan kita ada yang mengalami hal ini, diantaranya:

  • Munculnya perilaku menarik diri yang ekstrim dari lingkungan sosial
  • Muncul perasaan minder yang berlebihan di mana sebelumnya dia adalah pribadi yang percaya diri.
  • Muncul perilaku penggunaan uang yang meningkat (lebih boros dari biasanya)
  • Kepribadian yang lebih introvert dimana sebelumnya tidak demikian

Indikator ini merupakan salah satu cara untuk membantu kita menganalisis perilaku adiksi yang terjadi pada seorang individu yang mengalaminya. Mereka membutuhkan uluran tangan kita dengan segera.

Adalah baik ketika muncul kesadaran dari individu untuk harus menghentikan perilaku ini, apalagi hal itu jika muncul dari dalam diri individu yang bersangkutan. 

Lalu hal apa aja sih yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka?

3 hal ini bisa dilakukan untuk mendukung mereka:

1. Sarankan untuk bertemu dengan tenaga kesehatan profesional seperti psikiater, psikolog, konselor sehingga mereka bisa menemukan jalan untuk pulih dari kondisi tersebut Cognitive Behavioral Therapy (CBT) menjadi teknik dasar acuan yang digunakan untuk melakukan terapi modifikasi perilaku, disamping juga upaya pengobatan (farmakologi) untuk yang memang sudah parah derajat adiksinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun