Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Hati-Hati, 4 Faktor Ini Bisa Memengaruhi Keberhasilan Proses Terapi Anak Berkebutuhan Khusus

22 Maret 2022   10:11 Diperbarui: 22 Maret 2022   16:45 1904
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasilnya sangat baik. Semula ada juga skeptis, tetapi perubahan demi perubahan signifikan ditunjukkan oleh sang buah hati tercinta. Saat ini sudah menginjak kelas 2 jenjang Sekolah Dasar di sebuah sekolah negeri, dan ini harus diapresiasi.

Air mata, kejengkelan, kemarahan, kesedihan mewarnai relasi kami juga. Terkadang harapan itu tipis, tetapi kami tidak ijinkan untuk padam. Hal itu membuat ‘roda’ semangat kami terus berjalan walau dengan ‘speed rendah’.

Sinergi indah tidak begitu saja terjadi. Butuh kesadaran dan kesabaran ekstra untuk mengetuk pihak-pihak terkait seperti guru dan pihak sekolah untuk bersama-sama peduli dengan proses ini. Edukasi terus menerus harus digemakan.

Pengulangan materi

Hal ini menjadi tujuan dan salah satu misi proses terapeutik. Pengulangan materi penting dilakukan di lingkungan keluarga. Materi yang dipelajari anak-anak tersebut harus aplikatif dan diulang di keluarga mereka, sehingga tidak menjadi materi mekanis semata.

Lagi-lagi orangtua atau pihak-pihak yang ingin melihat kemajuan dan perkembangan anak yang harus terlibat penuh.

Sinergi

Kerjasama dan sinergi tidak bisa dipungkiri sebagai salah satu kunci penting yang memberikan sumbangan besar bagi proses keberhasilan dan evaluasi terapeutik Anak Berkebutuhan Khusus.

Ini merupakan pe er besar bersama. Masa depan anak-anak ini juga tergantung dari kita semua. Pihak orangtua, sekolah, terapis, psikolog, pihak medis bukan sekadar mengucapkan janji manis belaka di awal pertemuan. Konsistensi dan disiplin, kemauan bergerak terus maju merupakan sebuah keharusan. Tidak menyerah ketika banyak kerikil tajam menghalangi.

Anak-anak ini berhak mendapatkan layanan dan masa depan yang baik. Tulisan ini bukan hendak membenarkan diri sendiri dan mendiskreditkan pihak lain, tidak sama sekali. Justru sebaliknya, tulisan ini adalah semacam pengingat dan pembakar semangat ketika ‘keolengan’ mulai menghampiri. Butuh daya dan energi besar untuk tetap melangkah dan bergerak maju serta menyalakan api harapan, bahwa semua pasti akan baik-baik saja.

Semangat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun