Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hadiah Kecil di Ulang Tahun Indonesia

18 Agustus 2021   05:48 Diperbarui: 18 Agustus 2021   08:00 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Merah Putih/Sumber : Freepik melalui Kompas.com

"Bukan apa yang bisa bangsa lakukan untuk saya, tetapi apa yang bisa saya lakukan untuk bangsa saya yang besar ini."

Selamat ulang tahun ke - 76 Republik Indonesia. 

Bukan hanya dwi warna yang dipadukan,
getar hati merambat, melekat, dan tinggal tetap,
kala melihat kibarannya di udara, memeluk tiang yang kokoh,
diiringi Indonesia Raya.
Warna itu mengundang cinta,
warna itu memberi makna,
warna itu menghanyut rasa,
rasa untuk membela,
rasa untuk berkarya,
untukmu, Nusa, kami berdiri,
dan membawa doa kami,
membawa hormat kami,
membawa diri kami,
beda itu seharusnya melukis cinta,
menebar  asa,
karya untuk nusantara yang kaya.

Momen upacara dan kibar Sang Saka Merah Putih dengan diiringi Lagu Indonesia Raya setiap tahunnya, selalu dan selalu memberikan kebangkitan di hati dan jiwa. Seolah menjadi sebuah momentum besar yang mengingatkan bahwa segudang kewajiban harus dan selayaknya diberikan untuk bangsa, nusantara tercinta ini.

Disanalah aku berdiri, jadi pandu Ibuku...

Penggalan kalimat lagu ini, menjadi sindiran yang merontokkan keangkuhan diri, boro-boro jadi pandu! Terkadang diri ini malah menjadi agen yang menyesatkan (ini pun refleksi untuk saya pribadi)

Memang bukan sesuatu yang mudah untuk dilakukan saat ini. Melihat pertikaian mengatasnamakan perbedaan koalisi politik, pandangan, pendapat golongan, rasanya miris. Semua merasa diri hebat. Semua nampak ingin memimpin serta enggan untuk dipimpin. Semua merasa ingin didengar tetapi enggan mendengar. Kondisi yang ada saat ini tidak heran membuat energi baik nampak enggan datang dan menetap di negeri kaya dan makmur ini.

Darah yang mengalir dari tubuh mereka, sang bunga bangsa, semangat juang yang tinggi, pekik merdeka yang selalu disuarakan saat berjumpa kala itu nampaknya sia-sia belaka, manakala melihat kondisi yang terjadi saat ini.

Baku hantam ala-ala 'mesin kata canggih-modern' terjadi, sayangnya bukan hanya melawan pihak luar tetapi justru membombardir sesama saudara sendiri. Kenyataan perjuangan ini belum selesai, melawan musuh yang tak terlihat bernama pandemi. Tapi kini yang terlihat adalah justru gontok-gontokan untuk saling mengalahkan. Mengalahkan siapa? Menang untuk siapa? Yang remuk dan babak belur adalah saudara kita sendiri, sebenarnya. Atau jika menangpun, kita bangga terhadap yang kita kalahkan? Apakah untuk saat ini kompetisi lebih penting dari kolaborasi?

Hening cipta khas seremonial upacara, sepertinya bisa digunakan untuk merefleksikan makna 76 tahun masa 'bebas' ini. Apakah kita masih korupsi waktu kala bekerja? Apakah kita kehilangan integritas kita dan ingin selalu menggantikannya dengan pencitraan ala masa kini, dimana raungan medsos siap menjembatani? Apakah selama ini hanya wacana dan wacana yang kita gembar-gemborkan? Apakah ego kita menjadi raksasa penunggu yang mematikan pihak lain untuk berkembang? Apakah kita selalu melihat keburukan orang lain dan menuduh orang lain sebagai tokoh penjahatnya? Apakah kita justru adalah tokoh dibalik dekadensi moral yang sedang berevolusi subur di negara ini? Apakah dari mulut kita dan jempol kreatif kita, banyak orang menjadi sakit hati karena menerima hujatan-hujatan yang menjatuhkan? Apakah kita masih memikirkan kepentingan perut kita sendiri? Apakah kita masih mencari aman dan melindungi sesuatu yang jahat?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun