Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kusaksikan Salvo untuk Mas Baret Hijauku

15 Mei 2021   09:24 Diperbarui: 15 Mei 2021   09:37 527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesaat sebelum Salvo itu kusaksikan/Dok.Pri

Hari itu peristiwa penting dan bersejarah bagiku. Bagaimana tidak? 4 peristiwa penting sekaligus aku peringati!

13 Mei 2021.

Hari Raya Idul Fitri 1442 H. Hari Kenaikan Isa Almasih 2021. Ulang tahun adik bungsuku yang cantik terkasih. Dan yang paling membuatku terpukul, wafatnya Mas Baret Hijauku..

Ya Tuhan... aku akan terus bersyukur... bersyukur🙏 Semua baik, aku imani.

Mayor (CPL) Purn. Hari Priyatno adalah sosok kakak yang sangat dekat dengan kehidupanku. 

Aku ingat saat beliau pulang pesiar saat masa-masa pendidikan militernya di Bandung kala itu, beliau selalu mengajakku jalan-jalan. Sangat merakyat, tidak pernah kulihat gaya kemiliterannya diperlihatkan padaku, adikku, atau keluargaku.

Sangat 'entengan' .. selalu sigap ketika kami semua butuh pertolongan. Tidak pernah senyum atau tawanya absen menghiasi wajahnya yang ganteng itu.

Saat beliau harus berdinas di Paldam XVII/Cendrawasih, Papua, kami melepasnya dengan sedih, tetapi harus kuat, karena semua itu didedikasikan untuk bangsa dan negara. Terpisah jauh dari sanak keluarga selama bertahun-tahun lamanya.

Saat upacara militer pelepasan jenazah akan dilaksanakan/Dok.Pri
Saat upacara militer pelepasan jenazah akan dilaksanakan/Dok.Pri
"Saat ini hanya keteladanan yang kau tinggalkan, Mas". Semua keteladanan itu sangat memesonakan, kami adik-adikmu.

Loyalitas, berjiwa penolong, patriot dan kusuma bangsa yang sejati, optimis, keramahanmu.. semuanya.. tak dapat kulukiskan satu persatu.

Kami adik-adikmu hanya dapat mendoakanmu, melepaskanmu dengan (harus) ikhlas, walaupun di hati kami sangat berat melepaskan sosok baik sepertimu untuk selamanya.

Mengapa semua yang baik harus pulang secepat ini? Siapakah kami bisa mempertanyakan itu? Kedaulatan penuh itu ada pada Tuhan Sang Pencipta. Kita tidak bisa mengintervensi! Aku sadar itu, tapi seringkali aku tidak berdaya melawan rasa manusiawi yang masih melekat kuat di dalamku ini.

Saat berita bahwa negara pernah mengajukan pertanyaan dimana kelak Mas akan dimakamkan, di Taman Makam Pahlawan atau di tempat lain? Engkau memilih untuk dimakamkan di sebelah keluarga dekatmu saja dengan alasan kami keluarga bisa sewaktu-waktu bisa 'menengokmu', itu amat membuatku semakin mengagumimu. Engkau merakyat, engkau sangat rendah hati dan seorang yang mencintai keluarga.

Saat kami mengiringi kepergianmu, banyak sekali rekanmu yang berseragam maupun yang tidak memberi salut hormat padamu yang semakin membuat kami tersayat. Engaku begitu lekat di kehidupan kami semua. Engkau dikasihi dan dicintai banyak orang.

Upacara kemiliteran pelepasanmu menjadi sebuah saksi kiprahmu selama ini. Salvo itu berkali-kali menggetarkan hati kami semua.

Hormat kami, sayang kami semua, Mas Hari.

Sesaat sebelum Salvo itu kusaksikan/ Dok.Pri
Sesaat sebelum Salvo itu kusaksikan/ Dok.Pri
Selamat jalan Masku,

Selamat jalan kusuma bangsa,

Selamat jalan Mas Baret Hijauku...

I love you more.. God bless you..

Referensi :

satu, dua

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun