Ada sebuah pengalaman bersama orang tua siswa yang menanyakan perihal kesulitannya terkait pilih sekolah yang tepat untuk anaknya beberapa tahun lalu. Memang terlihat gurat galau dan kebingungan saat itu pada wajah Ibu ini. Anaknya memiliki beberapa kendala dalam berkomunikasi, membaca, dan menulis.
'Pilih sekolah' bukan hal yang sederhana memang.
Ibu ini dengan sangat sabar menjelaskan  beberapa hal detil mengenai kendala yang dialami anaknya sambil beberapa kali terdengar helaan nafas panjang.
Anaknya mengalami depresi karena tidak bisa beradaptasi dengan sekolah formal yang diikutinya. Evaluasi perkembangan belajar yang diterima Ibu ini membuatnya semakin sadar bahwa dia telah salah memilih sekolah untuk anaknya.
Apakah di awal tahun 2021 ini Anda berniat untuk memindahkan sekolah anak Anda?
Beberapa catatan berikut bisa dijadikan panduan saat hendak pilih sekolah :
Perlu diingat! Tetapkan tujuan menyekolahkan anak
Tujuan menyekolahkan anak menjadi sebuah pertanyaan yang harus dijawab dan kembali lagi dievaluasi ketika mungkin ada yang tidak sesuai di kemudian hari, karena hal ini sangat penting.
Apakah tujuan menyekolahkan anak bersifat intrinsik atau justru ekstirinsik, seperti ikut-ikutan tren, misalnya.
Pertanyakan alasan mengapa anak kita harus sekolah? Hal ini akan menjadi sebuah motivasi dasar saat kita memilih sekolah untuk mereka.
Pilih sekolah yang sesuai dengan kebutuhan anak
Kebutuhan tiap anak tidak sama. Anak tumbuh dengan membawa kemampuan alamiah mereka. Teliti dan analisis semua kelebihan dan kelemahan anak kita sehingga hal tersebut akan membantu kita dalam melihat kebutuhan pendidikannya.
Hindari ikut-ikutan teman komunitas atau mungkin 'bisikan ego' kita sebagai orang tua dalam memilihkan sekolah bagi anak-anak kita.
Survey sekolah dan ikuti trial beberapa saat yang biasa dilakukan oleh sebagian sekolah
Kumpulkan informasi mengenai sekolah yang akan kita survey. Lebih baik lakukan pada jam-jam istirahat sekolah, karena pada jam-jam ini, kita bisa melihat kondisi sekolah secara alami.
Saat jam-jam istirahat kita bisa melihat lingkungan sekolah yang sebenarnya, siswanya, gurunya, fasilitas pendukung lainnya.
Jangan lupakan bahwa lingkungan sekolah juga merupakan salah satu faktor pertimbangan yang penting bagi perkembangan anak. Sekolah yang memberikan keamanan lahir, batin, serta jiwa anak, akan cenderung membuat 'betah' belajar. Dukungan lingkungan sekolah sangat membentuk pola belajar anak ke depan.
Sebagai contoh saja, kita juga harus memastikan anak-anak kita terhindar dari bullying, karena masalah ini pun dapat mengganggu stabilitas kepribadian anak-anak kita dalam belajar di sekolah. KPAI (Komisi Perlindungan Anak Indonesia) mencatat dalam kurun 2011 -- 2019, ada 2.473 laporan kasus bullying baik di  lingkungan pendidikan maupun di media sosial.
Saat ini sistem pendidikan nasional di sebagian besar wilayah masih dilakukan sistem pembelajaran jarak jauh.
Sekolah online atau homeschooling juga bisa menjadi sebuah alternatif pendidikan bagi anak-anak kita.
Kembali merujuk pada kebutuhan anak-anak kita akan sekolah. Kejelian dalam menganalisa sangat dibutuhkan, sehingga keputusan yang diambil nantinya akan mendukung sepenuhnya pada perkembangan anak-anak kita.
Semoga bermanfaat.
Referensi: 1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H