Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Natal "Pandemi" yang Bermakna Hakiki

26 Desember 2020   22:05 Diperbarui: 26 Desember 2020   22:11 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Natal 2020 penuh dengan kebersahajaan dan makna!

Natal 2020 bisa dimaknai secara personal bagi yang merayakan dan merenungkannya. Imanuel, Tuhan beserta kita, benar-benar nyata.

Sebuah momen Natal yang bersahaja tetapi spektakuler. Bagaimana tidak? Ya, momen Natal kali ini dirayakan penuh dengan nuansa berbeda dari perayaan-perayaan Natal sebelumnya. Natal yang unpredictable! 

Peringatan Natal 2020 ini benar-benar kembali pada fitrah natal hakiki yang sebenarnya.

Yesus Kristus lahir di Kota Betlehem. Sebuah kota yang berada di Tepi Barat, Palestina. Kota yang berjarak 10 km di sebelah selatan Yerusalem.

Lahir dalam palungan di sebuah kandang domba. Jauh dari hingar-bingar kemewahan dan sangat berjarak dengan gemerlap pesta-pora layaknya perayaan kelahiran kaum bangsawan atau raja-raja.

Sang Juru Selamat itu lahir dalam situasi bersahaja, sederhana, dengan makna kekeluargaan yang dalam. Namun demikian tidak kehilangan kemuliaan karena orang majus dari timur (ahli bintang) yang memberikan hadiah terbaik dipandu bintang sampai pada tujuan.

Di sisi lain, kehadiran para gembala dengan segala keberadaan mereka memberikan ketulusan dan sukacita atas lahirnya bayi Yesus.

Simbol yang sama yang saya alami dalam situasi Natal pandemi 2020.

Momen Christmas Eve secara daring dilakukan dengan keluarga terdekat dengan sederhana, bersahaja, seadanya tetapi tidak kehilangan makna dan kekhidmatannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun