Pendidikan terkait erat dengan sebuah kebudayaan
Belajar Dari Rumah (BDR) menjadi sebuah fenomena dan pengalaman menarik.
Pekan ini dalam PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) beberapa sekolah tengah dalam suasana PTS (Penilaian Tengah Semester). Beberapa hari yang lalu ada pengalaman menarik yang saya dapatkan dari kisah seorang siswa kelas 7 terkait pengalamannya dalam mengerjakan soal-soal PTS secara daring.
Kenyataan memang memperlihatkan, skor nilai tes masih menjadi prioritas penting, tak peduli bagaimana mendapatkannya
Saat mengerjakan tes mata pelajaran muatan lokal, yaitu bahasa daerah, dia mengalami kesulitan dan mulai bertanya pada seisi rumah demi mendapatkan nilai yang baik.
Beberapa jawaban didapatkan dari tante dan neneknya, dan beberapa yang lain didapatkan dari Eyang Google. Setelah semua jawaban telah didapatkan, siswi ini senang bukan kepalang, menurut ceritanya.
Pendidikan yang saat ini dijalankan mengungkap sisi-sisi lain yang harus menjadi sebuah perhatian bersama, baik sekolah maupun orangtua.
Pendidikan dirancang sedemikian rupa untuk memberikan bimbingan dalam mempelajari kebudayaan, membentuk sebuah perilaku, dan mengarahkan anak-anak kita pada perannya dalam kehidupan sosialnya kelak.
Jika pendidikan yang akan dibentuk adalah sebuah budaya integritas, budaya gotong royong, budaya menghargai perbedaan, maka sejatinya proses pendidikan berkiblat pada budaya yang akan dibentuk tersebut.