Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Coretan Kalam tentang Bumi dan Air

24 September 2020   08:54 Diperbarui: 24 September 2020   08:56 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alam menyuarakan keakuannya,
dia memang berhak menunjukkannya.
Sesekali dia memang berbisik,
bisikannya halus terdengar,
sebagai pengingat padaku yang menumpang padanya.

Namun kali ini,
teriakannya sungguh punya kuasa,
namun seolah tak bisa kudengar,
tertutup rapat oleh rakusnya ego yang tak pernah puas.

Bumi kuhiasi dengan raungan batang hijau yang kucabut,
memoles ceruk batang itu dengan agenda yang carut marut,
yang mencipta raut cemberut dan penuh kalut!

Hingga akhirnya,
luluh lantak semua yang kubangun dengan ego itu,
Alam mengaduh,
meneriakkan kesakitannya.

Tentu,

Aku tak akan kuat menandingimu,
aku tak akan bisa menahan perkasamu,
kebebalanku mendapat ganjaran,
upah kuterima sebagai hadiah.
Egoku membuatmu terluka parah.

Tidak, engkau tak marah,
justru kau tunjukkan kasihmu,
agar aku segera berbenah,
sebuah peringatan untuk mencintaimu,
tempat aku menitipkan hidup.

Egoku, polahku, kesewenanganku, kekuasanku,
gaya hidupku, dan ambisiku menyakitimu.
Demi sebuah sukses semu!

Raunganmu saat ini harus kudengar.
Agar kembang keseimbangan itu mekar,
dan cahaya kebahagiaan kembali berpendar,
bumi dan air sejatinya kembali berkelakar,
mesra....

Biarlah tirta itu menemukan kembali griyanya,
biarlah bumi memeluk erat tanah pijakannya,
kembali rona sekar menunjukkan pesonanya,
sehingga kalam menuliskan cerita bumi dan air dengan segala kelakarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun