Penting sekali untuk memberikan pengertian, bahwa teguran yang dilayangkan untuk siswa-siswa merupakan bentuk dari kasih sayang Guru selaku wakil orang tua di sekolah. Oh ya, menjadi hal yang harus dikedepankan untuk memberi teguran yang humanis sehingga, siswa-siswa kita bisa menerima dengan baik serta meminimalisir kesalahpahaman pada siswa mengenai teguran yang dilakukan.
Saya biasanya, menekankan beberapa alasan, alasan pertama bahwa banyak ragam teguran, ada yang ditegur sekali sudah mau berubah, tetapi ada yang berulang kali ditegur oleh manusia (dalam hal ini Guru atau orang tua) tidak berubah juga dan akhirnya teguran keras datang dari alam sehingga hukuman tak terhindarkan, dan ini yang sering saya tekankan, jangan sampai teguran keras datang, sehingga kita tak punya lagi kesempatan untuk mengubah diri kita dan menjadi sebuah penyesalan sepanjang masa.
Alasan kedua, karena kasih sayang dan tidak mau siswa-siswanya terjerumus dalam hal yang tidak baik maka mekanisme teguran harus dilakukan, sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada siswa-siswa.
Alasan ketiga, Guru menerima kondisi siswa apa adanya, sehingga walau mereka melakukan kesalahan kami selaku Guru tetap menyayangi mereka, dan menekankan menjadi teman seperjalanan dalam penjelajahan belajar mereka, sehingga mengingatkan mereka untuk stay on the track menjadi sebuah tugas yang dilandasi kasih sayang.
Referensi : 1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H