Pertengahan Maret 2020 lalu merupakan momen dimana sebagian besar area kehidupan kita mengalami perubahan besar.Â
Pandemi membawa efek yang cukup signifikan dalam gaya hidup kita, terkait lini kesehatan.
Sebut saja masker, hand sanitizer, face shield, merupakan benda wajib yang harus menyertai aktivitas kita dimanapun kita berada. Kebiasaan mencuci tangan, menjaga jarak dari keramaian, menghindari berkumpul dengan orang-orang, dan sejumlah kebiasaan baru lain  menjadi sebuah ritme baru dalam gaya hidup kita.
Covid- 19, berhasil mendidik kita semua dengan sukses (eh, belum terlalu sukses, koq) dalam sebuah kebiasaan baru.
Aktivitas kita mengalami perubahan mendasar. Digitalisasi mengubah gaya hidup terkait kesehatan. Beberapa hal di area kesehatan fisik dan mental pasti dipastikan terpengaruh.
Tidak dapat ditampik perubahan aktivitas yang hari-hari ini sedang digeluti akan mempengaruhi kegiatan gerak tubuh kita. Pembatasan-pembatasan yang diberlakukan saat ini berpengaruh kepada aktivitas gerak tubuh kita.
Gaya hidup kita akan menjadi sebuah determinasi kesehatan kita. Jika asupan gizi yang telah kita asup memiliki nilai gizi yang seimbang tetap akan percuma jika tidak diimbangi oleh aktivitas gerak tubuh yang memadai.
Aktivitas bekerja, belajar, belanja, sosial dan lain sebagainya yang serba digital dan menggunakan "remote" tentu bukan aktivitas yang penuh mobilitas dan tak dinamis, sebaliknya, aktivitas menatap layar komputer, handphone, televisi selama berjam-jam dan diakhiri oleh tidur  akan membuat pengaruh yang kurang baik bagi tubuh.
Kurang gerak tubuh akan memicu timbulnya berbagai penyakit, diantaranya stress. Stress akan muncul ketika tubuh kurang melakukan aktivitas gerak tubuh yang memadai seperti yang dilansir dalam Kompas.com (06/12/2015), sebaliknya ketika kita melakukan aktivitas gerak tubuh (olahraga) yang cukup, maka tubuh akan melepaskan hormon Endorfin.Â
Tubuh yang mengeluarkan  hormon Endorfin ini akan memicu timbulnya suasana hati yang lebih baik atau bahagia. Senada juga dengan hal ini, dikatakan, Endorfin memicu orang untuk lebih berenergi karena perasaan senang dan nyaman yang ditimbulkannya, dalam Kompas.com (14/09/2019).
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!