“Tak kenal maka tak sayang”
Sebenarnya judul di atas lebih sebagai perenungan diri sendiri. Apakah saya sebagai orang Indonesia sudah benar-benar mengenal Indonesia, dan mencintainya.
Mengurai mengenai cinta tanah air, maka penting sekali untuk mengenalnya terlebih dahulu.
Saat menjalankan profesi sebagai guru, perenungan ini sering membuat saya tergugah dan bertanya-tanya demikian:
“Apakah siswa saya lebih mengenal Tteokbokki ketimbang Tiwul?”
“Apakah siswa saya lebih mengenal Banana Milk ketimbang Dawet Ayu khas Banjarnegara?”
“Apakah siswa saya lebih akrab dengan tokoh-tokoh Avenger ketimbang tokoh Punakawan?”
“Apakah siswa saya tak suka dengan Wayang Kulit dan lebih menyukai konser-konser K-Pop?”
“Apakah siswa saya bahkan tidak mengenal nama-nama pulau di Indonesia?”
“Apakah siswa saya takut dibilang ketinggalan jaman ketika mencintai kesenian Reog Ponorogo?”