Membuat desain pembelajaran karakter dengan konsep daring memang tidak sesederhana yang dipikirkan. Kondisi yang berbeda di tiap lingkungan dimana siswa berada menjadi faktor kunci yang mempengaruhi.
Pembentukan karakter bisa diperoleh dari hasil proses belajar, pengalaman belajar yang dialami oleh seorang individu selama masa hidupnya.
Karakter bisa terbentuk juga karena hasil pembiasaan dan pengalaman yang diperoleh dalam kehidupan individu tersebut.
Contoh ekstrim dalam film "Joker". Lingkungan teramat penting dalam membentuk terciptanya monster atau "angel" dalam sebuah struktur kepribadian manusia.
Joker menjadi sebuah simbol korban "kejamnya" pengaruh lingkungan (masyarakat) bagi struktur terbentuknya kepribadian manusia
Bila ada perilaku yang harus dihentikan, maka bisa melakukan mekanisme punishment, dan sebaliknya, bila ingin melanjutkan suatu perilaku yang bernilai positif, maka akan diganjar dengan mekanisme reward.
Penanaman benih karakter hingga munculnya suatu karakter permanen membutuhkan proses yang tidak sebentar. Penilaiannya pun bersifat kualitatif dan ada prinsip keterkaitan.
Tidak seperti belajar mata pelajaran Fisika, Biologi, Matematika, Kimia, Bahasa Inggris, IPS, atau Bahasa Indonesia yang penilaiannya bersifat kuantitaf dan terukur secara pasti. Salah satu indikator keberhasilan dalam pembelajaran karakter ini  salah satunya adalah tolok ukur kemandirian individu. Hal ini  cenderung bersifat kualitatif memang, abstrak dan normatif.
Konsep pembelajaran secara online seperti yang terjadi saat ini, di satu pihak sangat menantang. Kreativitas, inovasi desain pembelajaran sangat penting. Sehingga pembelajaran non PTM (Pertemuan Tatap Muka) saat ini tetap bisa berjalan dengan baik dan optimal serta bisa diterima siswa dengan efektif.
Senada dengan pembelajaran dalam klasifikasi mata pelajaran. Pembelajaran karakter juga menjadi satu penekanan penting, setidaknya itulah pesan Mas Menteri, Nadiem Makarim.
"Jangan hanya menekankan cakupan akademis atau kognitif saja, pembentukan karakter menjadi salah satu hal penting dalam proses pendidikan saat ini"
Semua jenjang pendidikan, menekankan proses pembelajaran yang berdasarkan pembentukan karakter juga. Artikel ini akan mengkhususkan dengan pembelajaran karakter di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Tak dapat disangkal, bahwa jenjang SMP merupakan jenjang pendidikan dengan level usia remaja. Level usia yang penuh gejolak, dengan segala romantika proses pencarian jati diri.
Penguatan Pendidikan Karakter menjadi dasar pembelajaran dan pengembangan karakter di level SMP.
Penguatan Pendidikan Karakter
Lima karakter berikut ini merupakan karakter yang ditekankan, diharapkan berkembang selama siswa melakukan pembelajaran di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) :
- Religius
- Nasionalis
- Mandiri
- Gotong royong
- Integritas
Tentunya untuk lima karakter berikut, tidak bisa terbentuk hanya dengan membaca literatur, modul atau hanya dengan belajar memahami konsepnya saja.
Membentuk kebiasaan-kebiasaan, dan melatihnya terus-menerus dengan konsisten menjadi salah satu teknik untuk mendapatkan karakter yang permanen dalam diri seorang individu (dalam hal ini siswa SMP)
Keteladanan merupakan satu modal penting untuk terciptanya sebuah karakter yang akan dimiliki oleh individu.
Saya akan mencoba mengupas satu-persatu, sebuah ide pembelajaran karakter yang berbasis lima hal tersebut dalam Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang dapat dikembangkan di rumah, tentunya dengan pengawasan dari orang tua.
Atmosfer yang diperlukan dalam pembelajaran karakter ini adalah atmosfer lingkungan yang kondusif dan positif, tentunya.
Mari mulai dari karakter berikut :
Religius
Religius menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bersifat religi; bersifat keagamaan; yang bersangkut paut dengan religi.
Role model sangat dibutuhkan untuk terciptanya karakter ini. Masa SMP merupakan masa dimana karakter ini tentu sudah terbentuk dari fase-fase sebelumnya (pendidikan usia dini dan pendidikan dasar).
Mengedepankan toleransi dan menghargai kepercayaan orang lain merupakan salah satu hal yang dapat dikembangkan.
Berikut latihan-latihan yang bisa dikembangkan dalam mengembangkan karakter religius saat pembelajaran jarak jauh ini :
Nilai karakter
Aktivitas
Takwa
Mengajak ibadah bersama, mengamalkan setiap ajaran agama, orang tua menjadi role model yang penting untuk menampilkan keteladanan.
Toleransi
Mengajak anak untuk terlibat aktif membantu beberapa aktivitas sederhana perkumpulan agama lain (dengan protokol kesehatan tentunya).
Bermain bersama anak-anak di lingkungan yang heterogen (terlepas dari masa pandemi)
Membuat gambar-gambar yang mendukung toleransi dan mengkampanyekannya (bisa di media sosial)
Nasionalis
Nasionalis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah (1) pencinta nusa dan bangsa sendiri; (2) orang yang memperjuangkan kepentingan bangsanya; patriot.
Menanamkan semangat cinta tanah air sejak dini akan membantu berkembangnya karakter yang satu ini.
Berikut latihan-latihan yang bisa dikembangkan dalam mengembangkan karakter nasionalis saat pembelajaran jarak jauh ini :
Nilai karakter
Aktivitas
Cinta tanah air
Mengenalkan budaya bangsa Indonesia, mengenal sejarah dan budaya bangsa, mempelajari budaya, menyukai produk budaya bangsa sendiri.
Memberikan wawasan kebangsaan.
Mengajak anak mereview keindahan suatu daerah di Indonesia.
Menonton bersama film bertemakan nasionalisme dan melakukan review film tersebut.
Mandiri
Mandiri menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah adalah dalam keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung kepada orang lain.
Kemandirian merupakan karakter yang signifikan ingin dibentuk dalam jenjang ini. Kemandirian merupakan syarat mutlak dalam pendewasaan seorang individu.
Jangan dengan dalih kasihan kita sebagai orang tua, terus akan memberi "suapan bantuan" kepada anak-anak kita.
Berikut latihan-latihan yang bisa dikembangkan dalam mengembangkan karakter mandiri saat pembelajaran jarak jauh ini :
Nilai karakter
Aktivitas
Inisiatif
Memberikan pilihan beberapa tugas pada anak, minta mereka memilih dan mengerjakan tugas yang mereka pilih sendiri dengan tuntas. Jangan membiasakan diri membantu anak-anak. Biarkan mereka mengerjakan sendiri, dan jangan memberikan intervensi yang berlebihan. Lebih baik berikan evaluasi dan apresiasi kepada mereka apapun hasilnya
Mandiri dan tanggung jawab
Memberikan tugas pekerjaan rumah seperti merapikan kamar tidur, mencuci piring. Membiasakan anak bangun pagi tanpa dibangunkan (diawali dengan bantuan jam weker terlebih dahulu)
Memberikan tugas-tugas ringan tetapi konsisten. Jangan memberikan bantuan yang berlebihan hanya karena kasihan pada anak. Jangan memberikan toleransi yang akan merusak mata rantai tanggung jawab anak
Gotong-royong
Gotong-royong menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah bekerja bersama-sama (tolong menolong, bantu membantu).
Gotong-royong merupakan ciri masyarakat Indonesia. Hal ini perlu disadari oleh generasi muda, yang tidak lain dan tidak bukan adalah anak-anak kita.
Berikut latihan-latihan yang bisa dikembangkan dalam mengembangkan karakter gotong-royong saat pembelajaran jarak jauh ini :
Nilai karakter
Aktivitas
Bekerja bersama
Memberikan bagian tugas kepada anak yang menjadi rangkaian aktivitas tugas bersama. Dorong anak untuk membantu juga bagian yang lain jika tugasnya telah selesai.
Menolong
Ajak anak mengumpulkan benda-benda yang sudah tidak digunakan untuk disumbangkan kepada lembaga atau perorangan yang membutuhkan secara berkala.
Ajak anak menabung untuk satu tujuan menolong dengan durasi waktu tertentu.
Integritas
Integritas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang memancarkan kewibawaan; kejujuran.
Integritas merupakan sebuah karakter vital yang dibutuhkan dari seorang individu dalam mengarungi kehidupan.
Berikut latihan-latihan yang bisa dikembangkan dalam mengembangkan karakter integritas saat pembelajaran jarak jauh ini :
Nilai karakter
Aktivitas
Percaya dengan kemampuan diri sendiri
Mendorong anak melakukan yang terbaik menurut versi dan kemampuannya sendiri.
Menekankan proses ketimbang hasil. Apresiasi anak atas prosesnya, bukan hanya semata atas hasil yang diterima.
Memberikan motivasi bangkit kembali, saat anak gagal. Memberikan persepsi bahwa kegagalan merupakan satu paket dalam keberhasilan. Tidak perlu melakukan hal-hal yang negatif untuk memperoleh keberhasilan. Fokus pada proses.
Kejujuran
Tidak membantu anak dalam masa ujian (tes). Mendorong anak untuk tetap berperilaku jujur di atas segalanya. Menerima kegagalan anak dan terus memotivasi bahwa kejujuran adalah hal yang penting.
Tentu semua karakter tadi perlu terus dilatih dan tidak hanya berhenti pada saat pembelajaran jarak jauh nanti selesai. Karakter merupakan sebuah sifat (trait) yang terus harus dikembangkan.
Sekolah, orang tua, dan masyarakat merupakan tiga komponen yang mendukung terciptanya pembentukan karakter seorang inividu.
Mari bersama memberikan lingkungan serta atmosfer yang baik bagi anak-anak kita, sehingga mereka mendapat proses dan pengalaman belajar yang baik guna mendukung perkembangan karakternya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H