Membuat desain pembelajaran karakter dengan konsep daring memang tidak sesederhana yang dipikirkan. Kondisi yang berbeda di tiap lingkungan dimana siswa berada menjadi faktor kunci yang mempengaruhi.
Pembentukan karakter bisa diperoleh dari hasil proses belajar, pengalaman belajar yang dialami oleh seorang individu selama masa hidupnya.
Karakter bisa terbentuk juga karena hasil pembiasaan dan pengalaman yang diperoleh dalam kehidupan individu tersebut.
Contoh ekstrim dalam film "Joker". Lingkungan teramat penting dalam membentuk terciptanya monster atau "angel" dalam sebuah struktur kepribadian manusia.
Joker menjadi sebuah simbol korban "kejamnya" pengaruh lingkungan (masyarakat) bagi struktur terbentuknya kepribadian manusia
Bila ada perilaku yang harus dihentikan, maka bisa melakukan mekanisme punishment, dan sebaliknya, bila ingin melanjutkan suatu perilaku yang bernilai positif, maka akan diganjar dengan mekanisme reward.
Penanaman benih karakter hingga munculnya suatu karakter permanen membutuhkan proses yang tidak sebentar. Penilaiannya pun bersifat kualitatif dan ada prinsip keterkaitan.
Tidak seperti belajar mata pelajaran Fisika, Biologi, Matematika, Kimia, Bahasa Inggris, IPS, atau Bahasa Indonesia yang penilaiannya bersifat kuantitaf dan terukur secara pasti. Salah satu indikator keberhasilan dalam pembelajaran karakter ini  salah satunya adalah tolok ukur kemandirian individu. Hal ini  cenderung bersifat kualitatif memang, abstrak dan normatif.
Konsep pembelajaran secara online seperti yang terjadi saat ini, di satu pihak sangat menantang. Kreativitas, inovasi desain pembelajaran sangat penting. Sehingga pembelajaran non PTM (Pertemuan Tatap Muka) saat ini tetap bisa berjalan dengan baik dan optimal serta bisa diterima siswa dengan efektif.
Senada dengan pembelajaran dalam klasifikasi mata pelajaran. Pembelajaran karakter juga menjadi satu penekanan penting, setidaknya itulah pesan Mas Menteri, Nadiem Makarim.