Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pindapatta, Sebuah Tradisi Waisak yang Sarat Persaudaraan Sejati

7 Mei 2020   08:56 Diperbarui: 7 Mei 2020   09:07 706
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketiga, wafatnya sang Buddha Gautama (Pangeran Siddharta) di usia 80 tahun

Nah, ketiga hal tadi itulah yang dinamakan sebagai Trisuci Waisak.

Ada sebuah tradisi yang bisanya dilakukan di peringatan Trisuci Waisak ini. Tradisi itu bernama PINDAPATTATradisi ini satu paket dalam mengiringi perayaan Waisak.

Tahun 2019 kemarin tradisi Pindapatta  masih dilakukan. Dilansir oleh Kompas.com, tradisi Pindapatta ini dilaksanakan di Candi Mendut Magelang. Nah, apa to sebenarnya, Pindapatta itu? 

Pindapatta merupakan sebuah tradisi yang dilakukan umat Buddha untuk memberikan sedekah atau derma berupa makanan kering, obat-obatan kepada Biksu.


Para Biksu dengan berbaris rapi berjalan, akan menerima derma, berupa kebutuhan mereka, dari umat yang telah berjajar rapi di sepanjang jalan dan tempat yang akan dilalui para bhiksu tersebut. 

Sungguh, tradisi persaudaraan yang indah. Saling menolong, saling mendukung, saling menopang, terlihat dari tradisi Pindapatta ini. Yang menarik, masyarakat umum yang bukan pemeluk Buddha juga bisa ikut memberikan derma ini, saya menelusuri gambar-gambar yang dilansir media online, menangkap ada juga masyarakat yang menggunakan hijab, kerudung, mengikuti tradisi ini. Sangat mengesankan.

Menolong, membantu, menopang, mendukung, atau kegiatan memberi dengan istilah lain, tidak bersifat kastaisme, semua orang dapat melakukannya. Sebuah tradisi yang bisa menjadi budaya juga di Indonesia yang ditujukan kepada orang-orang yang sekiranya membutuhkan bantuan.

Tradisi Pindapatta di tahun lalu, juga terlihat di Vihara Buddha Sakyamuni, di Bali seperti dilansir dari Tribun Bali.com (02/05/2019), masyarakat telah berderet rapi di sepanjang jalan Wahidin di Denpasar - Bali untuk ikut serta melakukan tradisi sarat nilai kepedulian dan kemanusiaan ini.

Pindapatta ini, merupakan salah satu ajaran Buddha untuk berdana/berderma. Tradisi ini pun tak hanya dilakukan di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain seperti Kamboja, Vietnam dan yang lainnya.

Lalu, gimana untuk sikon saat ini? dimana kerumunan massa masih dihindari, karena kebijakan PSBB, karantina wilayah, ataupun produk kebijakan lain yang seirama yang tengah dilakukan pemerintah. Lalu, mengingat situasi pandemi yang kita rasakan saat ini, bagaimanakah tradisi Pindapatta dilakukan untuk Waisak kali ini? 

Dengan merujuk kepada informasi, bahwa peringatan Waisak di Candi Borobudur ditiadakan, bisa jadi Pindapatta tidak dilakukan, atau pun masih tetap diselenggarakan namun dengan teknik yang dipastikan tidak akan bertentangan dengan kebijakan pemerintah. Pemberian derma kepada Bhiksu, seyogyanya tetap dilakukan dengan menggunakan konsep dan teknis yang berbeda, tetapi tetap dengan esensi sama. MENOLONG dan PEDULI sesama.

Meminjam istilah Pindapatta dari umat Budha, tak ada salahnya, konsep Pindapatta ini kita terapkan juga pada masyarakat yang mengalami dampak Covid- 19 saat ini. 

Mereka yang “dirumahkan” oleh perusahaannya, mereka yang sedang alami isolasi mandiri, mereka yang tengah mengalami pembatasan gerak, mereka yang mengalami kesendirian ataupun kedukaan karena ditinggal meninggal oleh sanak keluarga, sangat membutuhkan uluran kasih dan sayang kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun