"Mbak Ayuuu...?", tetiba saya tolehkan kepala dengan mode rambut baru saya ke belakang, daaannn, kakak sepupu saya raib entah kemana. "Ya, Tuhaaan!!" Saya baru sadar, jika kakak sepupu saya itu tertinggal dan belum menaiki sepeda kumbang kami yang berbodi besar dan tinggi.Â
Tak menunggu waktu lama, saya putar balik, sama seperti nasib pemudik yang disuruh puter balik petugas yang mengawal kebijakan cegah Covid 19 di negara ini hehehe.
Sekitar 500 meter lah, saya melihat kakak sepupu saya yang masih menunggu sambil berdiri dan tertawa lebar, melihat saya yang tergopoh-gopoh sambil berkeringat mengayuh pedal sepeda kumbang itu. Sungguh, momen tak terlupa dengan sepeda kumbang di saat bulan ramadan kala itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H