Aku tak pernah mengenalmu,
namun jalan menuju griyamu,
kerap kutelusuri.Â
Rumah besar sepi penghuni.
Sebuah warta kudapati, jika engkau telah meninggalkan bumi pertiwi.
Menyusul Soe Hok Gie, saudara yang telah meninggalkanmu lebih dulu.
*
Doa ini kami lantunkan, sebagai adik almamater.Â
Kritik dan sumbangan pemikiranmu,
akan kami pakai untuk membangun negeri tercinta ini.
Aman dan tenang dalam dekapan cintaNya, yang tak pernah habis.
**
Sebuah rasa tertinggal,
iringi sebuah makna yang tertambat,
menghujam dalam, layaknya pasak bertemu dengan tanah, tertancap kuat,
terpatri dalam sanubari ini.
Ruang, dimana namamu akan terkenang.
***
Prof. Arif Budiman, selamat jalan.
Sekar harum terserak dalam bentangan,Â
di sepanjang kalbu dan kenangan.
Persada ini relakan,
engkau bersatu dengan kahyangan.
Salatiga, 23.04.2020
Sesaat setelah mendapat kabar beliau telah tiada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H