Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Yuk, Teropong Nilai dari Semangkok Kolak Pisang Hangat

16 April 2020   08:51 Diperbarui: 16 April 2020   11:00 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Semangkok Kolak Pisang : Dok. Pribadi/ Yunita Kristanti

Disadari atau tidak, hal ini seyogianya menjadi sentilan saat orang lain membutuhkan sentuhan kasih kita.

Sejatinya hidup kita pun memiliki kontribusi tersebut di dalam kehidupan orang lain. Beberapa kasus penolakan jenazah covid- 19 merupakan sebuah bahan refleksi buat kita.

Saat sakit dan akhirnya terjemput maut diluar kendali mereka (siapa yang mau sakit dan tak gentar mati?), setidaknya akan melapangkan jalan kubur mereka, mari lebih bijak menyikapi. Ijin yang kita beri, doa yang kita lantunkan setidaknya menjadi sebuah kontribusi yang membekali mereka untuk beristirahat di haribaan-Nya.

2. Teropong kedua di suapan kedua si kolak pisang hangat.

Inisiatif untuk menyajikan kolak hangat datang dari sebuah rasa cinta untuk keluarga dengan menyajikan yang terbaik. Inisiatif untuk membahagiakan dan dorongan untuk melihat senyum dan rasa puas karena sajian terbaik bisa dinikmati merupakan sebuah drive tersendiri.

Sajian berita mengenai aksi kebaikan yang terjadi saat pandemi ini setidaknya dapat membungkam kebencian sampai makian terhadap pihak-pihak yang punya andil dalam memegang kebijakan di republik ini.

Jika memang bisa memberikan andil dalam memberi bantuan, nyatakan itu melalui aksi positif yang dapat memberi kesejukan tersendiri di tengah bumi dan ratapannya saat ini.

3. Teropong ketiga di suapan selanjutnya si kolak pisang hangat.

Menyajikan sajian untuk keluarga bagi saya merupakan sebuah unconditional love yang jika dinikmati dengan selaksa pujian akan diterima dengan membumi, namun bila sajian tersebut tidak memberi apresiasi apapun terhadap penyaji, tidaklah mengapa, karena fokusnya tidak lagi pada sang penyaji tetapi kepada yang diberikan sajian.

Feel unconditional love juga merupakan hal penting yang saya pelajari akhir-akhir ini di tengah pandemi. Penting sekali untuk saling bergandengan tangan di saat pandemi ini, bukan untuk sebuah pujian atau sanjungan tetapi demi sebuah solidaritas dalam rasa humanisme.

Duka ini duka bersama, ini akan menjadi sebuah kenangan hangat (seperti enaknya kehangatan dalam kolak pisang di sebuah mangkok yang kita sajikan) kala kita menyudahi babak ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun