Aksi penolakan pemakaman seorang perawat yang meninggal dunia karena virus korona (yang dilansir dalam laman Kompas.com - 12/04/20) di sebuah daerah di Indonesia menjadi sebuah sorotan tersendiri bagi saya akan sebuah nilai yang mulai luntur bahkan tergantikan oleh sikap abai di tengah pandemi.Â
Sebuah value bertitel kebaikan berbalut empati seharusnya menjadi modal penting bagi tiap warga untuk bersatu hadapi situasi ini.Â
Kebaikan merupakan salah satu unsur alamiah yang ada dalam diri manusia. Namun demikian menjadi satu hal yang krusial untuk tetap disiram dan dipupuk agar benih itu dapat tumbuh subur, menjadi buah lebat berwujud sebuah pohon karakter dalam diri seseorang.Â
Satu hal penting yang saya highlight tebal menggunakan "stabilo" berwarna cerah dalam kasus diatas, mudahnya orang terprovokasi oleh informasi kabur yang tak berdasar. Lagi-lagi hal ini bisa diakibatkan karena pemahaman dan informasi yang minim mengenai virus korona.Â
Edukasi informasi dan literasi mengenai seluk-beluk virus dan dampaknya bagi masyarakat sungguh memainkan peran penting disini, tapi mungkin bisa kita bahas di lain kesempatan. Mari kita fokus pada edukasi mengenai nilai karakter yang bisa disemai sejak dini melalui penanaman pendidikan budi pekerti.
Dalam sebuah kelas pendidikan karakter online yang di pekan keempat ini, saya membagikan beberapa kisah filantropi yang tersaji dalam beberapa kabar di media elektronik beberapa waktu terakhir ini pada siswa-siswi saya. Sebuah aksi yang dilakukan oleh Tuan Li di Beijing memantik sebuah nilai bernama kebaikam mendalam yang saya juluki filantropi.Â
Tuan Li memberi inspirasi kebaikan di tengah virus korona yang tengah terjadi China. Dia memilih untuk mengantar suplai makanan kepada tenaga medis alih-alih membalas jasa baik kepada tenaga kesehatan yang pernah menolongnya saat dia terkena penyakit kanker limpa yang dideritnya di beberapa tahun silam saat dia berumur 17 tahun. Berita ini bisa dilihat di laman bbc.com (13/04/20).
Kisah ini memberikan pesan khusus bahwa pandemi sejatinya bisa dilihat dalam banyak segi yang akan melahirkan sebuah aksi yang membawa manfaat bagi orang lain. Tuan Li berhasil memantik mata rantai penebaran benih kebaikan. Aksi balas jasa ini menjadi inspirasi sebuah pemaknaan terhadap kisah penyakitnya di masa lalu.Â
Setelah berhasil ditolong oleh dokter dan tenaga medis saat hadapi kanker limpa, dia memberikan ganti jasa kebaikan kepada mereka di saat pandemi. Terima kasih Tuan Li untuk kisah ini.
Sebuah aksi lain di sebuah daerah di New York, seorang pengusaha pizza membantu tenaga kesehatan dengan membuat alat pelindung wajah dengan melibatkan oven pizzanya dalam memanaskan bahan akrilik sebagai salah satu komponen untuk membuat alat pelindung diri untuk bagian wajah bagi petugas kesehatan disana.Â
Oven pizza miliknya bisa dimanfaatkan untuk bersinergi menciptakan kebaikan dalam sebuah rangkaian proses pembuatan alat pelindung wajah tersebut. Sang filantropis itu bernama Dimitri Syrkin-Nikolau. Kisah ini bisa ditemukan juga di laman bbc.com (10/04/20).
Kisah Syrkin-Nikolau ini menjadi bukti lagi bahwa hawa positif akan menjadi figur malaikat penolong di dalam situasi tak menentu ini. Kebaikan yang dapat diteladani ini bisa menjadi sisi lain yang bisa ditebar layaknya virus baik untuk mewarnai masyarakat kita.Â
Provakasi, bisa kita lawan dengan edukasi semacam ini. Menggaungkan hal baik secara terus menerus akan membuahkan solidaritas yang dapat mengendalikan merebaknya korona dan bahkan terlebih lagi bisa menghentikannya.
Kita membutuhkan banyak kisah filantropi seperti kisah desainer kebaya terkenal Anne Avantie dengan gerakan membuat APD-nya. Kisah pekerja seni tarik suara yang membagikan karya-karya musiknya yang membangkitkan semangat kepedulian di media sosial yang mereka miliki. Kisah warga yang memesan makanan namun diberikan pada tukang ojol yang mengantar sebagai inspirasi kebaikan yang harus terus didengungkan.
Pesan ini nampaknya didengar juga oleh beberapa kawan saya yang tergabung dalam alumnus sekolah kami SMA Kristen BPK Penabur Cirebon dalam grup Cemplungers 97.Â
Melalui group WA kami akan melakukan aksi baksos yang akan dilaksanakan di minggu ini. Pengumpulan dana dan paket makanan dilakukan melalui pesan online yang disampaikan terus menerus via WAG. Anggota alumni yang tersebar di pelosok nusantara hingga Australia, Singapura, dan Taiwan bisa ikut serta.
Kisah terakhir saya mengenai baksos alumni menjadi penutup online class character building. Beberapa siswa nampaknya terdorong serta merespon dengan mengutarakan beberapa ide filantropi sederhana.Â
Pembagian masker dan roti secara gratis terlontar. Ingin menyediakan media cuci tangan sebagai sebuah fasilitas umum di lingkungan tempatnya tinggalnya pun diberikan sebagai opsi lain aksi kebaikan yang akan ditularkan.Â
Edukasi budi pekerti semacam ini bisa juga menjadi salah satu bahasan orang tua dalam berdiskusi, menceritakan kisah kebaikan yang menolong anak-anak kita kelak untuk dapat melakukan respon yang tepat ketika ada di situasi seperti ini. Saya terberkati dengan satu kisah karakter lain yang terjadi saat sekolah dari rumah ini terjadi.Â
Seorang siswa saya menolak dibantu oleh orang tuanya saat mengerjakan tes dengan alasan integritas! Hal hebat dilakukan oleh individu berumur belasan tahun. Dia sangat bisa memilih dan memainkan peran apa saat guru tidak mengawasinya dalam sebuah momen pengerjaan tes evaluasi. Mengagumkan, dia memilih untuk merespon tepat di tengah kokohnya bangunan pohon karakter yang telah terbentuk.Â
Cerita inspiratif ini saya dapatkan dari orang tuanya yang mengirimkan pesan pribadi kepada saya. Sebuah cerminan dan contoh yang menyentil kita yang hidup di masa kini dimana nilai integritas menjadi barang langka layaknya hand sanitizer di pekan-pekan lalu. "Terima kasih, Nak. Saya bangga."
Menyemai benih karakter baik menjadi sebuah media edukasi yang penting sejak dini. Hal ini bisa menjadi pe-er kontinyu yang bisa kita lakukan bersama sebagai orang tua, guru, atau praktisi pendidikan lain.Â
Karakter baru dalam hal kebaikan bisa muncul, yang diawali dari sebuah habit yang terus-menerus dikembangkan dalam masa pandemi ini. Kemampuan menyikapi dan berperilaku tepat menjadi buah yang kelak yang dapat dipetik.
Yuk, semai benih kebaikan.
Referensi :
https://www.bbc.com/news/world-us-canada-52232381
https://www.bbc.com/news/business-52211205
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H