Mohon tunggu...
Yunita Kristanti Nur Indarsih
Yunita Kristanti Nur Indarsih Mohon Tunggu... Administrasi - Gratias - Best Spesific Interest - People Choice Kompasiana Award 2022

-semua karena anugerah-Nya-

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Bakmi Rebus Sayur nan Nikmat di Fajar Tanpa Mentari

18 Maret 2020   10:06 Diperbarui: 24 Maret 2020   11:38 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Dok. Pribadi

Semangat pagi ini tetap membara untuk work from home, bukan takut, tapi belajar kendalikan diri dan ikut menjaga kesehatan orang lain juga, singkatnya tidak egois. Tentu masih sama, di tengah epidemi ini.

Beberapa surat elektronik masuk, ke alamat surel saya. Tugas untuk siswa berbasis daring ini menunggu cek en ricek dari si pengampu. 

Istilah bekal di daerah saya tinggal diberi judul, sangu. Sangu perut hari ini bakmi rebus sayur,,hmm ngeuunaaah...  Sangu saya untuk merespon tugas siswa terkasih, yang  secara fisik sangat saya rindukan, stay safe, Nak.. Saya pun rindu kalian hadir nyata, tapi tunggu dulu, ya.

Meracik bahan, bumbu, memotong sayur segar yang saya beli pagi tadi di tukang sayur yang selalu sumringah dan semangat, seolah tak takut apapun kecuali anak dan istri di rumah yang butuh nafkah darinya. Semua sudah siap dikolaborasikan dalam panci kuah kaldu yang sudah duduk cantik,  nangkring di atas kompor dengan bara api yang ikut menghangatkanku juga.

Satu per satu bahan saya absen, bumbu bakmi, wortel, potongan kecil daun bawang, dan potongan bakso sapi secara urut masuk satu per satu dalam kuah kaldu yang asapnya mengepul dan menyeruakkan aroma lezat, liur saya pun mulai protes dengan jeritan halus tapi pasti yang tak terkondisi.. sabar ya, perut.

Sesuatu yang hangat mendukung gerakan cegah si kecil imut nan mungil yang sedang bebas jalan-jalan di republik ini..

Bakmi hangat sayur pun tersaji sudah.. eiits tunggu dulu..., saya lupa akan sesuatu yang resepnya turun temurun dari Eyang saya. Sebuah warisan berharga. Jamu, ya... jamu.. empat huruf itu membuat saya lebih pede hadapi si emak covid, disamping rajin mencuci tangan dengan sabun. Rebusan jahe, kunir, temulawak, sereh yang sudah dingin saya tuang di gelas bertangkai siap menemani 'kerja rumahan' saya di Rabu mendung ini. Memang saya tahu ini bukan obatnya tetapi setidaknya pengalaman saya meminumnya membuat saya lebih strong stamina.

Tak perlu risau dan galau. Tetap bersemangat hadapi masa ini. Bersemangatlah Indonesiaku, hapuskan respon sendu..

Bersama kita bisa. Selamat beraktivitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun